Kisah Badiun, Pria yang Mayatnya Ditemukan Tergeletak di Samping Gubuk di Keudah, Banda Aceh
Ternyata ada kisah sedih di balik kehidupan pria bernama Badiun bin Ismail (40) yang jasadnya ditemukan tergeletak di samping gubuk itu.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Pada saat kembali dan memutuskan tinggal di gubuk tersebut, lanjut Kapolsek Kutaraja ini, kondisi korban sudah sangat kurus dan sering terlihat batuk-batuk.
Sehingga, besar dugaan korban meninggal, akibat sakit batuk kronis yang dideritanya selama ini.
Baca: Doa 10 Hari Kedua Bulan Ramadhan, Boleh Dibaca untuk Mendapatkan Ampunan!
Menurut Kapolsek Kutaraja, di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Meski demikian, sebut AKP Iskandar, jasad korban tetap dibawa ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, menggunakan mobil ambulance PMI Banda Aceh, untuk divisum.
Menurut AKP Iskandar, korban ditemukan meninggal dunia dalam posisi menyamping (setengah tengkurap), dengan kondisi kaki kanan terlipat.
Mayat Badiun yang hanya mengenakan celana pendek tanpa baju, ditemukan pertama kali oleh tiga warga setempat, yakni M Sarong (46) seorang disabilitas (tuna wicara), H Abdul Halim alias Ayah Papua (mantan toke korban), dan Yusra, seorang wanita yang sehari-hari berjualan di sana.
“Lalu kabar penemuan mayat itu dilaporkan ke kami, sehingga saya dan personel langsung bergerak menuju ke lokasi dan berkoordinasi dengan Polresta Banda Aceh atas temuan jasad tersebut,” sebutnya.
Hasil pemeriksaan saksi-saksi di lokasi yang mengenal korban, sekitar pukul 14.30 WIB hari itu, Yusra, seorang saksi yang ikut menemukan korban Maun pada malam itu sempat memberikan makan siang.
Saksi Yusra, sering menawarkan makan kepada korban, karena Maun diketahui tidak memiliki keluarga atau siapapun di Banda Aceh.
“Keterangan para saksi, selain sudah sangat kurus, korban juga terlihat sering sakit-sakitan, sehingga besar dugaan korban meninggal akibat penyakit yang dideritanya,” pungkas AKP Iskandar didampingi Kanit Reskrim Polsek Kutaraja, Bripka Samsul.
Baca: Di UEA, Kalimat ‘Jangan Membuat Saya Batal Puasa karena Anda’ Bisa Berujung ke Penjara
Nyaris tak Bisa Dibawa Pulang
Rohid kemudian menceritakan, mayat Badiun sempat satu malam berada di ruang jenazah RSUDZA Banda Aceh.
Pihak rumah sakit kesulitan menghubungi keluarganya.
“Saat saya datang ke rumah sakit, tidak ada satu pun keluarga Badiun di sana. Sehingga saya kemudian berinisiatif mengurus jenazah itu,” ungkap Rohid yang sehari-hari bekerja sebagai mando atau kepala buruh di kompleks perumahan Eumpang Breuh, di Gampong Gla Meunasah Baro, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar.
Rohid mengatakan, dia datang ke RSUDZA setelah dihubungi oleh Mukhlis, adik Badiun yang tinggal di Aceh Utara.