Penjelasan Lengkap Ustaz Abdul Somad Soal Zakat Fitrah, Batas Waktu, Takaran, Bolehkah Pakai Uang?

Di antara itu semua, ada satu pertanyaan yang kerap menimbulkan perdebatan, yaitu bolehkah zakat fitrah dibayar dengan uang?

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Muhammad Hadi
For serambinews.com
Ustaz Abdul Somad isi ceramah di Dayah Darul Ihsan, Abu Hasan Krueng Kalee, Gampong Siem, Darussalam, Aceh Besar, Rabu (3/4/2019). 

Menjawab hal ini, Ustaz Abdul Somad kembali berkata “siapa yang hidup dari sejak azan Maghrib sampai khatib naik mimbar (Shalat Idul Fitri). Maka bagi anak yang lahir setelah khatib naik mimbar, dia tidak lagi wajib membayar zakat fitrah,” ujarnya.

Bolehkah bayar zakat fitrah pakai uang?

Setelah menjelaskan tentang waktu dan siapa-siapa yang wajib membayar zakat fitrah, Ustaz Abdul Somad kemudian melanjutkan penjelasan tentang benda yang boleh dipakai untuk membayar zakat fitrah.

“Nabi itu bayar zakat fitrah pakai apa Pak Ustaz,” kata UAS menirukan orang yang bertanya kepadanya.
Ia kemudian menjawab sendiri pertanyaan itu.

“Pakai empat. Yang pertama tamrin (kurma), yang kedua qamhin (gandum), ketiga zabib (kismis), yang keempat aqid (susu kambing dijemur kering/mentega). Tak ada pernah Nabi bayar (zakat fitrah) pakai beras," ucap Ustadz Abdul Somad.

“Kalau ada orang yang mengatakan, bid’ah bayar zakat fitrah pakai duit, pakai beras pun bid’ah, karena Nabi tidak pernah bayar pakai beras,” ujar Ustaz Abdul Somad.

Baca: 3 Tanda Seseorang Mendapat Malam Lailatul Qadar, Simak Penjelasan Quraish Shihab & Ustaz Abdul Somad

Ia kemudian melanjutkan penjelasannya.

Jadi kenapa orang berani bayar pakai beras?

“Empat ini (kurma, gandum, kismis, dan aqid) makanan pokok, maka kita bayar pakai makanan pokok. Orang Pekanbaru makan nasi, bayar pakai beras. Kalau tinggal di Papua, bayar (pakai) sagu,” kata Ustaz Abdul Somad.

“Kebetulan di situ makan tiwul, bayarlah (pakai) gaplek. Gaplek tiwul, bukan balak enam,” kata Ustaz Abdul Somad disambut tawa jamaah.

Tiwul adalah adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong.

Penduduk Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar (Jawa Timur), dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari.

Tiwul dibuat dari gaplek.

Baca: Bagaimana Hukum Mimpi Basah di Siang Hari Saat Puasa? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras.

Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang.

Ustaz Abdul Somad selama ini bayar pakai apa?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved