Idul Fitri 1440 H

Idul Fitri 1440 H dan Jejak Rekam Adat Aceh

Khusus tentang Idul Fitri, pria yang akrab disapa Cek Midi ini memaparkan sejumlah jejak rekam yang istimewa dari peradaban masa lalu tersebut.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBIFM/ACHYAR
Kolektor Naskah Kuno Aceh, Tarmizi A Hamid, bersama penyiar Serambi FM Tieya Andalusia, pada acara dialog Interaktif Spiritual Ramadhan, di Studio Serambi FM 90,2 Mhz, di Gedung Harian Serambi Indonesia, Meunasah Manyang Pagar Air, Aceh Besar, Senin (3/6/2019) pagi. 

Idul Fitri 1440 H dan Jejak Rekam Adat Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pemerintah Indonesia telah menetapkan 1 Syawal 1440 H atau Hari Raya Idul Fitri 2019 jatuh pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2019.

Penetapan itu disampaikan Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin dalam konferensi Pers hasil Sidang Isbat, di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (3/06/2019) malam.

Terkait Hari Raya Idul Fitri ini, kolektor naskah kuno Aceh, Tarmizi A Hamid, menyampaikan sejumlah tradisi rakyat Aceh dalam menyambut dan menjalani hari-hari selama bulan Syawal.

“Aceh punya catatan dan tradisi turun temurun yang dilaksanakan pada setiap bulan dalam tahun Hijriah,” ujar Tarmizi A Hamid saat menjadi narasumber pada dialog Interaktif Spiritual Ramadhan yang disiarkan langsung Radio Serambi FM 90,2 Mhz, Senin (3/6/2019) pagi.

Dialog interaktif ini berlangsung setiap hari selama bulan Ramadhan 1440 H, dilaksanakan oleh Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) bekerja sama dengan Radio Serambi FM 90,2 Mhz.

Tarmizi A Hamid yang juga dikenal sebagai pemerhati budaya Aceh mengatakan, tradisi, adat, dan budaya Aceh yang sangat kental dengan Islam ini membuat Aceh dinobatkan dengan berbagai julukan khusus, seperti Serambi Mekkah, daerah modal (penyokong utama Kemerdekaan Indonesia), daerah istimewa, hingga daerah otonomi khusus yang merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang memberlakukan syariat Islam.

“Pakar sejarah dan kebudayaan tidak memuungkiri akan hal-hal yang unik di Aceh, serta pernak pernik adat dan budaya Aceh. Karena memang negeri ini negeri yang memiliki peradaban Islam tertinggi di Asia Tenggara,” ujarnya.

Baca: Hilal Tak Terlihat di Aceh, Pemerintah Tetapkan Idul Fitri Rabu 5 Juni 2019

Baca: Imam di Masjidil Haram sudah Khatam Alquran, Kemungkinan Besok Idul Fitri di Arab Saudi

Khusus tentang Idul Fitri, pria yang akrab disapa Cek Midi ini memaparkan sejumlah jejak rekam yang istimewa dari peradaban masa lalu tersebut.

Di antaranya adalah;

1. Persiapan Meugang, adat Muhakamah (sumber dari Kerajaan Aceh) Makan besar bersama keluarga.

Meugang adalah perjalanan kearifan lokal Aceh sebagai tradisi yang kaya makna.

Dari sisi religi, warga Aceh mensyukuri datangnya Idul Fitri. Syawal disebut Buleun Uroe Raya yang akan kita nikmati dua hari lagi.

2. Persiapan Hidangan Idul Fitri

Dalam perspektif Adat Aceh, Idul Fitri momentum yang sangat istimewa.

Pada masa kerajaan Aceh, hidangan uroe raya berbagai corak ragam, menurut tamu yang datang.

Untuk tetamu dari Turki dihidangkan kue Turki.

Tetamu dari Haramain ada daging rebus dan panggang.

Orang kleng (India, Bangladesh, dll), ada kanji rumbi dan kari kambing.

Orang Melayu disuguhi kolak dan peungat.

Baca: Ketua Relawan Prabowo Aceh, Don Muzakir Dapat Penangguhan Penahanan

3. Persiapan Shalat Idul Fitri

Untuk persiapan shalat Id, tentu semua memakai baju baru sebagai hari teristimewa, hari merdeka setelah sebulan lalu penuh berperang melawan hawa nafsu.

4. Ziarah Kubur, mengingat kembali orang-orang yang dicintainya, sekaligus mengingatkan diri akan kematian.

5. Teurimong Jamee

Pada era Kerajaan Aceh, Sultan serta petinggi nanggroe, menerima kunjungan bawahannya dan rakyat.

Kalau sekarang masih berlangsung di Aceh dengan sebutan dalam istilah asing, yakni open house.

Silaturrahim ini untuk mengakhiri dendam dan permusuhan.

Maka lintasan adat Aceh permintaan maaf dan mengakhiri segala bentuk permusuhan lazimnya bertemu sendiri pada uroe raya, hari perkawinan, dan hari kematian.

Baca: Tata Cara Shalat Idul Fitri 1440 H, Lengkap dengan Niat dan Bacaannya

6. Seumeumah

Adat uroe raya di Aceh warga diharuskan mencium orangtua, menyembah lutut, seumeumah bagi kakak, abang, nenek, dan orang yang dituakan.

7. Adat uroe Aceh ada uroe seumeumah, biasanya masing-masing daerah dilakukan pada uroe raya kedua yaitu mendatangi tuan guru (guree).

8. Suami isteri

Adat uroe raya di Aceh, suami isteri wajib mengunjungi kedua orang tuanya dan sanak familinya. Di momen ini ada teumeutuek atau sekarang dikenal dengan istilah angpao.

“Intinya, dengan  menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah, semoga dimensi mendapat tempat untuk saling bermaafan, menghapus segala dendam, rasa ku’eh (iri, dengki, khianat) antarsesama dan golongan, sehingga sama-sama menuju kemenangan,” ujarnya.

Baca: Bolehkah Salat Idul Fitri Sendirian? Berikut Pendapat Ahli Fikih

Dalam kesempatan tersebut, Tarmizi A Hamid yang juga anggota Dewan Pembina KWPSI menyampaikan terima kasih kepada narasumber lainnya yang telah meluangkan waktu mengisi dialog interaktif Spritual Ramadhan 1440 H di Radio Serambi FM.

Para narasumber yang mengisi kegiatan tersebut terdiri atas alim ulama, ustadz, akademisi, cendikiawan, dan tokoh masyarakat.

“Semoga Allah akan membalas kebaikan segala kebaikan dalam Ramadhan yang sebentar lagi akan kita tinggalkan,” ujarnya.

“Pengurus KWPSI mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H, mohon maaf lahir dan bathin. Taqabbalallahu minna wa minkum. Ja’ala naallah wa iyyaaka minal’ aaidiin wal faiziin. Kullu ‘aammin wa antum bi khairin. Semoga Allah merima amal kita semua dan semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang kembali suci dan bahagia,” imbuh Cek Midi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved