Banyak yang Masih Salah, Paus Bukanlah Ikan, tetapi Mamalia

paus dan anggota ordo cetacea lainnya, seperti lumba-lumba dan pesut, tergolong mamalia, walaupun sepenuhnya hidup di dalam air.

Editor: Amirullah
Nytimes
Paus yang hamil ditemukan mati terdampar di pantai Porto Cervo, Sardinia, Italia. Perutnya penuh dengan plastik. 

SERAMBINEWS.COM - Masih banyak orang yang salah menyebut paus sebagai ikan, yakni “ikan paus”, meskipun mereka sebetulnya mamalia. Apakah Anda salah satunya?

Dilansir dari ThoughtCo., paus dan anggota ordo cetacea lainnya, seperti lumba-lumba dan pesut, tergolong mamalia, walaupun sepenuhnya hidup di dalam air.

Hal ini karena mereka memenuhi empat karakteristik utama dari mamalia, yaitu berdarah panas, melahirkan dan menyusui anaknya, menghirup oksigen, dan berambut.

Baca: Unggah Momen Lebaran 2019, Lucinta Luna Pamer Foto Berkerudung Bareng Calon Suaminya

Baca: Arus Lalulintas Kendaraan di Bireuen Padat Merayap, Bundaran Simpang Empat Macet

Berdarah panas

Paus memiliki lapisan lemak bawah kulit yang membantu menjaga suhu tubuh agar tetap panas. Untuk menghasilkan panas, paus juga berenang dan mencerna makanan. Suhu tubuh yang panas ini membantu paus untuk dapat bermigrasi dan hidup di berbagai perairan, dari yang sangat dingin seperti di kutub hingga yang hangat seperti di daerah tropis.

Baca: Mewarnai Jadi Sarana Bermain Baru di Lapangan Merdeka Langsa

Melahirkan dan menyusui anaknya

Tidak seperti ikan yang bertelur, paus melahirkan anaknya setelah mengandung selama sembilan sampai 15 bulan. Setelah lahir, anak-anak ini kemudian meminum susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu paus betina selama setahun. Pada masa tersebut, induk betina mengajari anak-anaknya lokasi untuk mencari makan dan berkembang biak, serta cara untuk melindungi diri dari predator.

Baca: Ketua DPR AS, Nancy Pelosi: Saya Ingin Melihat Trump Dipenjara

Menghirup oksigen

Sejak SD kita telah diajari bahwa ikan bernapas menggunakan insang. Nah, paus tidak bernapas menggunakan insang, tetapi paru-paru. Ya, Anda tidak salah baca. Paus memiliki paru-paru dan mereka bernapas melalui lubang di tengkorak mereka ketika keluar dari air.

Untuk diketahui, beberapa spesies paus bisa bertahan di bawah air hingga 90 menit, meskipun mayoritas hanya mampu menahan napas 20 menit.

Baca: China Bakal Salib Teknologi Militer AS 

Punya rambut

Tidak banyak yang mengetahui, tetapi paus punya rambut, setidaknya sekali dalam hidup mereka. Mayoritas spesies kehilang rambut mereka sebelum dilahirkan, tetapi ada juga yang mampu mempertahankan rambut di area kepala atau sekitar mulut mereka.

Paus bungkuk, misalnya, memiliki bonggol-bonggol di kepala yang rupanya adalah folikel rambut. Inilah sebabnya, beberapa paus bungkuk dewasa memiliki rambut yang keluar dari bonggol-bonggol tersebut.

Baca: Pernah Dialami Warga Aceh, Pengungsi Rohingya juga Ditipu Penyelundup, Janji ke Malaysia Nyatanya

Memiliki tulang keras

Tengkorak paus, seperti cetacea umumnya, terbuat dari tulang keras yang dilewati oleh darah. Ini kebalikan dari ikan yang tengkoraknya terbuat dari tulang rawan yang tipis, fleksibel dan dapat mengapung di air.

Baca: Unggah Momen Lebaran 2019, Lucinta Luna Pamer Foto Berkerudung Bareng Calon Suaminya

Cara renang yang berbeda

Jika Anda masih belum bisa menerima bahwa paus bukan ikan, amati caranya berenang. Ikan pada umumnya berenang maju dengan menggerakan ekornya ke samping, tetapi paus melengkungkan punggungnya dan menggerakkan kakinya naik-turun untuk berenang maju.

Baca: Intip Perbedaan Spesifikasi Oppo A7 dan Oppo A7n, Harganya Cuma Beda Rp 700 Ribuan

Bagaimana dengan Hiu?

Seperti dijelaskan  sebelumnya, paus bukanlah ikan, meski kerap salah disebut sebagai “ikan paus”. Hewan yang tergolong dalam ordo cetacea ini merupakan mamalia.

Lantas Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana dengan hiu? Apakah hewan ini juga mamalia?

Pertanyaan tersebut pernah dibahas oleh artikel Thought Co. Rupanya, hiu adalah ikan dan bukan mamalia.

Mari kita periksa satu per satu berdasarkan karakteristik mamalia yang dipenuhi oleh paus, yaitu berdarah panas, menghirup oksigen, melahirkan dan menyusui anaknya, berambut dan bertulang keras.

Baca: PMI Aceh Selatan Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Kotafajar

Berdarah dingin

Berbeda dengan paus, hiu berdarah dingin. Mereka tidak memiliki lemak di bawah kulit dan tidak mampu mengatur temperatur tubuhnya. Oleh sebab itu, mereka harus tetap berada di zona air yang menjadi tempat kelahiran mereka, biasa di perairan yang hangat.

Memang ada hiu yang hidup di air dingin, tetapi mereka harus tetap di area tersebut untuk bertahan hidup dan tidak bisa bermigrasi ke perairan hangat seperti paus.

Baca: Anak Usia 2,5 Tahun Diculik dan Dibunuh, Diduga Berkaitan dengan Utang Keluarganya

Bernapas dengan insang

Jika paus bernapas dengan paru-paru, hiu bisa menyerap oksigen secara langsung dari air menggunakan insang yang berada di balik struktur bercelah pada samping kepala mereka. Alhasil, hiu tidak perlu muncul ke atas permukaan air untuk menghirup udara.

Baca: Kebakaran di Pintu Rime Gayo, Satu Remaja Meninggal Terpanggang

Bertelur

Tergantung pada jenisnya, seekor induk hiu bisa mengeluarkan hingga 100 telur dan menyembunyikannya di antara lamun, atau menyimpannya di dalam tubuh mereka (organ seks ovipositor) hingga menetas.

Setelah menetas, anak-anak hiu tidak disusui atau dibantu oleh induknya, dan harus belajar sendiri cara untuk bertahan hidup dan mencari makan.

Inilah mengapa induk hiu harimau di perairan Missisipi dan Alabama memutuskan untuk meletakkan di perairan terbuka, bukan menyembunyikannya di antara lamun seperti spesies hiu pada umumnya.

Perairan tersebut dilalui oleh burung-burung darat yang bermigrasi, dan sering kali burung yang kelelahan atau kebasahan karena hujan jatuh ke laut dan menjadi makanan anak-anak hiu yang baru menetas dan belum mahir berburu.

Baca: Elpiji Subsidi di Aceh Timur Langka, Warga Gunakan Kayu Bakar untuk Memasak

Bertulang rawan

Seperti kebanyakan ikan, tengkorak hiu tidak terbuat dari tulang keras, melainkan tulang rawan yang fleksibel, tipis, ringan dan bisa mengapung di air. Tulang rawan ini resisten terhadap tekanan kompresi sehingga hiu dapat berenang dengan cepat dan lincah ketika berburu.

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Jangan Sampai Salah Lagi, Paus Bukan Ikan, tetapi Mamalia

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved