Hubungan AS dengan Iran Memanas, Amerika Serikat Pertimbangkan Opsi Militer
Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuturkan, mereka mempertimbangkan semua opsi buntut hubungan yang memanas dengan Iran.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuturkan, mereka mempertimbangkan semua opsi buntut hubungan yang memanas dengan Iran.
Dalam wawancara dengan CBS Face the Nation, Pompeo mengatakan mereka sudah memberi kabar kepada Presiden Donald Trump beberapa kali semua opsi yang mereka punya.
"Kami akan terus memberi dia perkembangan. Kami percaya diri kami dapat mengambil tindakan yang bisa memberi pencegahan," kata Pompeo dilansir CNN Minggu (16/6/2019).
"Tentu saja," lanjut Pompeo dalam konferensi pers ketika awak media menanyakan apakah menggunakan militer masuk ke dalam opsi yang dipertimbangkan.
Meski begitu, Pompeo mengutip perkataan Trump yang menyatakan dia tidak ingin terlibat perang dengan Iran, dan menegaskan Iran tidak boleh mendapat senjata nuklir.
Komentar Pompeo terjadi di tengah ketegangan yang terjadi di perairan Timur Tengah, di mana dua kapal tanker diserang di dekat Selat Hormuz pekan lalu.
Washington menyalahkan Iran dengan Komando Sentral merilis video dan gambar memperlihatkan kapal patroli Iran melepaskan ranjau tempel dari lambung kapal.
Ledakan yang sempat membuat salah satu dari kapal tanker itu terbakar kini masih diselidiki.
Pompeo berujar Teheran bertanggung jawab atas serangan itu. Dia berpegang kepada penilaian intelijen, senjata yang digunakan, level pengalaman yang dibutuhkan, dan pertimbangan berdasarkan serangan terdahulu.
Kepada Fox News Sunday, Pompeo menegaskan "tidak salah" bahwa Iran merupakan pelaku serangan di Teluk Oman dengan tujuan "untuk menghalangi lalu lintas minyak".
Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengatakan, sebelum wawancara Pompeo ditayangkan, menyalahkan AS atas serangan tersebut dan terus menekan mereka.
Dia kemudian menyindir Pompeo yang meminta Iran untuk bertemu "dalam diplomasi", dan bertanya apakah diplomasi itu dibuka dengan "teror ekonomi" melalui sanksi.
"Apakah diplomasi, Tuan Pompeo, ketika ada yang mengingkari janji dengan memutuskan keluar dari perjanjian nuklir?" tanya Larijani merujuk perjanjian 2015.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyalahkan Iran dan meminta dunia bersikap kepada rezim yang mendukung terorisme dan menyebarkan kehancuran serta pembunuhan.
Sementara Trump pada pekan lalu mengungkapkan dia bakal melihat perkembangannya. Dia mengklaim karena kebijakannya, Iran menarik diri dari berbagai wilayah.
Sebelumnya, Amerika Serikat dan Arab Saudi telah menuduh Iran sebagai dalang di balik serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman, pada Kamis (13/6/2019).
Tuduhan itu langsung dibantah oleh Teheran.
Kali ini, giliran parlemen Iran yang menuding Washington sebagai pihak di belakang serangan kapal tanker yang "mencurigakan" di Teluk Oman, dengan tujuan menekan Iran.
"Tindakan mencurigakan terhadap kapal tanker... tampaknya melengkapi sanksi ekonomi terhadap Iran, mengingat bahwa ( AS) belum tercapai hasil apa pun dari (sanksi) itu," kata juru bicara parlemen Iran, Ali Larijani, dikutip kantor berita IRNA, Minggu (16/6/2019).
Dia membela klaimnya dengan mengatakan adanya preseden selama Perang Dunia II, di mana AS menargetkan kapal mereka sendiri yang ada di dekat Jepang demi membuat alasan permusuhan.
Sebagai negara yang tidak berperang sejak awal dalam PD II, AS mulai terlibat setelah serangan mendadak Jepang terhadap pangkalan Pearl Harbor milik Amerika di Hawaii, pada 7 Desember 1941.
Sementara pada Kamis lalu, dua buah kapal tanker, masing-masing milik Norwegia, bernama Front Altair, dan kapal perusahaan Jepang, Kokuka Courageous, mendapat serangan dari pihak tak dikenal saat melintasi Teluk Oman.
Serangan tersebut menimbulkan kerusakan pada kedua kapal pengangkut bahan mudah terbakar itu, namun tidak sampai menimbulkan korban.
Kedua kapal juga tetap dapat berlayar kembali ke pelabuhan asal.
Washington, baik Presiden AS Donald Trump maupun Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuduh Teheran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada hari di mana serangan terjadi, PM Jepang Shinzo Abe sedang berkunjung ke Teheran dan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei untuk membahas ketegangan di Timur Tengah antara Iran dengan AS.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif telah menolak tegas tuduhan AS dan menyebutnya tidak berdasar, tanpa bukti faktual. Selain AS, Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, juga menyebut Iran sebagai pelaku penyerangan dua kapal tanker.
MBS bahkan menuduh Iran telah bertindak tak sopan terhadap tamunya, PM Jepang
Baca: Dandim 0103/Aceh Utara Terima Kunjungan Putra-putri Kebudayaan Aceh
Baca: Enam Nyawa Melayang dalam Tabrakan Sempati Star Vs Xenia, Ini Deretan Kecelakaan “Sang Bintang”
Baca: 12 Orang Tewas Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Penumpang Ngamuk Hingga Bus Tabrak 3 Mobil
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hubungan dengan Iran Memanas, AS Pertimbangkan Opsi Militer"