Breaking News

Prodi SAA Fakultas Ushuluddin Bahas Kerukunan Umat Beragama

Semangat dari partisipan untuk menyemarakkan kegiatan acara ini, terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak hanya ditanyakan oleh kalangan mahasi

Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/FOR SERAMBINEWS
Para pemateri dan peserta kuliah umum foto bersama usai kuliah umum di Prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Rabu (3/7/2019). 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Program Studi (Prodi) Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry, Rabu (3/7/2019) menggelar studium general atau kuliah umum dengan tema "Kerukunan Umat Bergama dalam Perspektif Para Theolog"

Acara ini diselenggarakan di gedung museum UIN Ar-Raniry.

Studium general ini adalah bentuk kerja sama antara Prodi SAA dengan Gereja HKBP Banda Aceh yang diisi oleh tiga pemateri yakni Pdt Dr Darwin Lumbantobing yang merupakan Ompui Ephorus HKBP, Drs Abdul Syukur MAg selaku ketua Forum Kerukunan Umat Bergama Kota Banda Aceh (FKUB), dan Prof Dr H Syamsul Rijal MAg.

Selain dihadiri oleh beberapa kalangan mahasiswa Prodi SAA, ada beberapa umat Kristiani yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ketua Prodi SAA, Mawardi SThI MA, mengatakan, kuliah umum tersebut adalah event nasional yang dinanti-nantikan bagi pihak Prodi SAA sendiri.

"Semoga ke depan akan ada bentuk kerja sama ilmiah lainnya yang akan kita laksanakan nantinya," kata Mawardi.

Untuk diketahui, sejak masa jabatan Mawardi sebagai ketua Prodi SAA, ada banyak bentuk kerja sama (MoU) yang diadakan dengan pihak instansi pemerintah.

Kuliah umum ini dibuka Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Abdul Wahid.

Mulanya, acara diisi dengan penyampaian materi seputar kerukunan beragama oleh beberapa pemateri.

Materi pertama disampaikan Drs Abdul Syukur MAg.

Baca: Bandingkan Hina Jokowi dengan Nabi di Facebook, Seorang Pegawai Hotel Ditangkap saat Bekerja

Baca: Hamili Dua Wanita Sekaligus hingga Melahirkan, Oknum Polisi Briptu FM Disidang

Baca: Helikopter TNI AD yang Hilang di Papua Ternyata Buatan Rusia, Pencarian Terus Berlanjut

"Perbedaan merupakan sunnatullah atau keniscayaan yang Allah berikan. Perbedaan tidak bisa dihindari, melainkan harus dikelola menjadi benteng persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka pembangunan nasional," katanya.

Paparan materi yang disampaikan Ketua FKUB Kota Banda Aceh tersebut, sangat selaras dengan apa yang Allah firmankan dalam Surah al-Hujurat ayat 13, yang artinya "Allah menciptakan manusia dari berbangsa-bangsa, bersuku-suku untuk saling mengenal satu sama lainnya,"

Begitu juga dengan pernyataan yang disampaikan pemateri kedua, Pdt Dr Darwin Lumbantobing.

Dijelaskannya, sebagai seorang umat beragama, hendaknya tidak bersikap eksklusif terhadap penganut agama lainnya.

"Justru, sebagai seorang umat beragama, kita harus bersikap inklusif, yaitu adanya rasa keterbukaan antar satu sama lainnya, menghargai, pengertian, saling tolong menolong, tidak menganggap orang yang berlainan beragama darinya, sebagai musuh, dan lain sebagainya," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved