Kupi Beungoh
Hikayat Poligami Utoh Mae
Jagat medsos penuh prokontra. Diksi poligami pun seketika viral. Bahkan di beberapa rumah konon dikabarkan ada pintu dan piring yang harus diganti
Rata-rata sebuah rumoh Aceh selesai dibangun dalam waktu di atas 3 tahun, tapi biasanya lebih lama lagi.
Penyebabnya macam-macam, salah satu alasan utama adalah terkait kinerja utoh.
Utoh rumoh Aceh biasanya baru masuk kerja pukul sembilan pagi.
Setibanya di lokasi, utoh tidak langsung bekerja, tapi makan pagi dulu.
Dulu, utoh rumoh Aceh disediakan makan minimal dua kali sehari oleh pemilik rumah, pagi hari dan siang hari plus kopi kental dan rokok Gudang Garam Merah.
Setelah makan pagi, utoh kemudian sejenak ngopi dan merokok yang membutuhkan waktu sekitar satu jam.
Lalu memulai aktifitas pertamanya menggosok mata pheut dan nyeh sekira setengah jam.
Itu pun dilakukannya sambil merokok dan poh cakra (senda gurau).
Setelah itu baru mulai kerja, itu pun kalau tida ada kedatangan orang lain yang menyebabkan waktu utoh memulai kerja lebih larut lagi.
Begitu juga pola kerjanya setelah istirahat dan makan siang.
Pokoknya bertahun-tahun sebuah rumoh Aceh yang dibuatnya tidak kunjung siap.
Karena waktu yang diperlukan untuk membangun sebuah rumah Aceh relatif lama, dan saking lamanya, Utoh Mae --seperti halnya kawan seprofesi dia-- sampai-sampai sempat kawin dengan anak pemilik rumah atau wanita lainnya yang berdekatan dengan tempat kerjanya itu.
Biasanya, di mana saja Utoh Mae bekerja dapat dipastikan di situ ada jejak isteri dan anaknya.
Tugas dia hanya kawin dan beranak, tidak lebih.
Saking banyak isterinya dan anaknya yang lahir di setiap lokasi kerjanya, sesekali ketika ada orang yang bertanya berapa orang isteri dan anaknya, Utoh Mae tidak mampu menjelaskan dengan baik dan akurat karena memang tidak pernah ada dalam pikirannya.
Baca: Mujahidah: Poligami Itu Melindungi Wanita
Baca: Aktivis Perempuan: Raqan Poligami jangan Cederai Rasa Keadilan dan Korbankan Perempuan