Sosok
Kisah Hidup Saimun “BTL”, Relawan RAPI yang Kini Jadi Pengelola Ambulans Jenazah
Saimun adalah anggota RAPI pengguna callsign JZ01BTL, karenanya di kalangan warga RAPI, dia juga akrab dipanggil BTL (singkatan dari suffix callsign-n
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Ansari Hasyim
Kerja di Warung Sate De’Wan terbatas pada sore hingga malam hari.
Makanya, ba’da subuh, Saimun melakoni kerja tambahan sebagai loper koran Serambi di kawasan sekitar lampu merah Simpang Empat Jam.
“Setelah jualan koran dari jam 6 sampai jam 8, saya masuk Pasar Aceh jadi pedagang rokok asongan. Menjelang sore saya masuk kerja sebagai karyawan Sate Matang De’Wan. Begitu seterusnya,” ujar BTL.
Bencana tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 membuat semuanya berubah, termasuk jalan hidup Saimun.
Pascatsunami, ketika berbagai lembaga donor membantu Aceh, Saimun ikut bergabung sebagai relawan ‘SCTV Peduli’ selama lebih kurang tiga bulan.
Termotivasi untuk bisa hidup mandiri, Saimun memutuskan buka usaha jualan sate sendiri.
Lokasi tempat usaha yang dia pilih di Jantho, ibu kota Kabupaten Aceh Besar. Namun usaha itu tak bertahan lama.
Pasca MoU Helsinki, Saimun mengambil silkap untuk pulang kembali ke kampung halamannya membangun kehidupan bersama orang tua dan keluarga besar yang sekian lama terpisah karena konflik.
Dia pun menjalani hidup sebagai petani.
Pada 2009, seiring dengan bertambahnya usia, Saimun mengkhiri masa lajang dengan menikahi seorang gadis bernama Salmawati dari Gampong Tanjong Mesjid, Kecamatan Peusangan, Bireuen.
Tak lama setelah berumahtangga—karena tuntutan ekonomi yang semakin tinggi—Saimun pun sepakat dengan sang istri untuk mencari peruntungan di Banda Aceh.
Maka, sejak 2009 itu pula, Saimun bersama keluarganya menetap dan menjadi warga Gampong Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Usahanya sehari-hari berjualan sate sambil terus menebar bakti sebagai pekerja sosial dan kemanusiaan.
Pasangan ini telah dikaruniai dua anak, Saira Almiara (10) dan Naufal Alfakar (4).
Layanan ambulans jenazah
Sejak dua tiga terakhir, Saimun memiliki aktivitas baru sebagai pengelola mobil ambulans jenazah.
Menurut Saimun, ketika bergabung di RAPI, dia punya mimpi untuk bisa memberikan pelayanan tambahan di bidang sosial—selain tugas utama RAPI sebagai relawan komunikasi.