Harga Sawit Anjlok
Harga TBS Sawit Anjlok, Ini Upaya Apkasindo Kota Subulussalam
Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kota Subulussalam membuat para petani di sana terpukul.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Ditambahkan, dimana-mana kartel pasti ada tapi hukum ekonomi akan sendirinya mematikan kartel ketika produk TBS tidak hanya berakhir di CPO.
Jika produk turunan CPO makin banyak, lanjut Netap maka kartel akan bangkrut sendiri.
Biasanya kartel bermain ketika produk turunan lain tidak ada pilihan.
Mantan anggota DPRK Subulussalam ini juga menyebutkan jika produk hilir banyak, maka harga TBS akan memilih produk hilir mana yang menguntungkan dan pada akhirnya akan menjaga stabilitas harga TBS, terkhusus petani.
Persoalan saat ini menurut Netap bahwa 85% Produk TBS hanya berakhir di CPO. Jika kondisi seperti ini maka Kartel akan sangat mudah mempermainkan harga CPO yg berdampak ke harga TBS.
Berita lainnya
Baca: Harga Sawit Anjlok di Singkil, Petani Terpukul
Baca: Distanbun Aceh Harus Tetapkan Harga Sawit
Baca: Harga Sawit, Jeritan Petani, dan Impian Bupati Akmal Menghubungkan Abdya dengan Sabang
Apkasindo Subulussalam ungkap Netap dalam waktu singkat berupaya agar harga TBS di Kota Subulussalam bisa naik.
Ini menurutnya dapat dilakukan dengan cara menghitung ulang ongkos trasfotasi TBS dari kebun petani ke PKS yang saat ini mencapai Rp 200/kg dengan jarak tempuh hanya 20 km.
Harga ini kata Netap sangat sehingga ke depan dalam waktu dekat pengurus DPD Apkasindo, Organda dan Dinas terkait harus duduk sama untuk membahas masalah ini.
Kecuali itu, Apkasindo akan mendorong PKS untuk mematuhi harga yg di tetapkan Tim penetapan harga Provinsi sesuai permentan No 01/2018. Dan juga menyampaikan ke petani untuk memperbaiki kwalitas panen sawit petani serta mempasilitasi terbentuknya pola kemitraan antara petani dan PKS.
”Intinya, kamidari Apkasindo Kota SUbulussalam berupaya semaksimal mungkin menstabilkan harga TBS,” pungkas mantan Ketua Komisi B DPRK Subulussalam ini. (*)