Harga Sawit Anjlok
Harga TBS Sawit Anjlok, Ini Upaya Apkasindo Kota Subulussalam
Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kota Subulussalam membuat para petani di sana terpukul.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kota Subulussalam membuat para petani di sana terpukul.
Betapa tidak, hingga saat ini harga TBS Kelapa Sawit di Kota Subulussalam hanya Rp 770 per kilogram di tingkat petani.
”Saya baru jual Cuma Rp 770 per kilonya,” kata Rahmin, salah seorang petani kepada Serambinews.com, Senin (29/7/2019).
Terhadap kondisi ini, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit se Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam Netap Ginting mengaku ikut prihatin atas kondisi harga TBS belakangan ini.
Netap yang merupakan bidan lahirnya Apkasindo Aceh mengakui jika
TBS murah cenderung diakibatkan oleh politik perdagangan dan isu lingkungan.
Berita terkait
Baca: Harga Sawit Anjlok Buat Pasar ‘Kota Dagang’ Blangpidie Sepi Pembeli
Baca: Harga Sawit Anjlok, Jokowi Sarankan Petani Sawit Beralih Tanam Durian
Baca: Harga Sawit, Jeritan Petani, dan Impian Bupati Akmal Menghubungkan Abdya dengan Sabang
Dan hal ini, kata Netap bukan karena kecenderungan kalah bersaing secara bisnis to bisnis, buktinya eksport CPO Indonesia stabil meskipun tidak naik.
Netap sendiri menyatakan jika harga TBS masih dapat naik karena biasanya jika bukan karena kalah bersaing karna biaya produksi yang mahal, kecenderungan menurunnya harga TBS akan segera pulih, hukum ekonomi akan menjadi penentu, suply and demand.
”Permintaan Dunia tak terbendung dengan 10x lipat lebih murahnya CPO berbanding Minyak Kedele, jagung, Bunga Matahari dan lainnya,” kata Netap.
Menyikapi anjloknya harga TBS, Apkasindo Subulussalam mendorong pemerintah untuk percepatan penggunaan B30 bahkan sampai B50, sehingga serapan CPO dalam Negeri akan meningkat sampai 60%.
Saat ini serapan dalam negeri hanya 30%.
Dengan demikian kita tdk tergantung kelada eksport CPO. Selain itu, Apkasindo akan mendorong pemerintah dan pengusaha untuk tidak terlena dengan produk CPO tapi juga harus masuk ke industri hilir.
Berita terkait lainnya
Baca: Harga Sawit Anjlok Buat Pasar ‘Kota Dagang’ Blangpidie Sepi Pembeli
Baca: Harga Sawit Anjlok, Mahasiswa Subulussalam Demo Ke Kantor Gubernur Aceh, Ini Tuntutannya
Baca: Kader Golkar, PAN, dan Demokrat Minta Plt Gubernur Aceh Bantu Tangani Anjloknya Harga Sawit
”Masih ada 116 jenis produk hilir berbahan baku CPO yg belum digarap,” lanjut Netap
Ditambahkan, dimana-mana kartel pasti ada tapi hukum ekonomi akan sendirinya mematikan kartel ketika produk TBS tidak hanya berakhir di CPO.
Jika produk turunan CPO makin banyak, lanjut Netap maka kartel akan bangkrut sendiri.
Biasanya kartel bermain ketika produk turunan lain tidak ada pilihan.
Mantan anggota DPRK Subulussalam ini juga menyebutkan jika produk hilir banyak, maka harga TBS akan memilih produk hilir mana yang menguntungkan dan pada akhirnya akan menjaga stabilitas harga TBS, terkhusus petani.
Persoalan saat ini menurut Netap bahwa 85% Produk TBS hanya berakhir di CPO. Jika kondisi seperti ini maka Kartel akan sangat mudah mempermainkan harga CPO yg berdampak ke harga TBS.
Berita lainnya
Baca: Harga Sawit Anjlok di Singkil, Petani Terpukul
Baca: Distanbun Aceh Harus Tetapkan Harga Sawit
Baca: Harga Sawit, Jeritan Petani, dan Impian Bupati Akmal Menghubungkan Abdya dengan Sabang
Apkasindo Subulussalam ungkap Netap dalam waktu singkat berupaya agar harga TBS di Kota Subulussalam bisa naik.
Ini menurutnya dapat dilakukan dengan cara menghitung ulang ongkos trasfotasi TBS dari kebun petani ke PKS yang saat ini mencapai Rp 200/kg dengan jarak tempuh hanya 20 km.
Harga ini kata Netap sangat sehingga ke depan dalam waktu dekat pengurus DPD Apkasindo, Organda dan Dinas terkait harus duduk sama untuk membahas masalah ini.
Kecuali itu, Apkasindo akan mendorong PKS untuk mematuhi harga yg di tetapkan Tim penetapan harga Provinsi sesuai permentan No 01/2018. Dan juga menyampaikan ke petani untuk memperbaiki kwalitas panen sawit petani serta mempasilitasi terbentuknya pola kemitraan antara petani dan PKS.
”Intinya, kamidari Apkasindo Kota SUbulussalam berupaya semaksimal mungkin menstabilkan harga TBS,” pungkas mantan Ketua Komisi B DPRK Subulussalam ini. (*)