Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah Menilai, PT Bank Aceh Belum Canggih
PT Bank Aceh Syariah dinilai belum mumpuni dalam hal teknologi dan informasi perbankan...
Penulis: Mahyadi | Editor: Jalimin
“Ekonomi di Aceh Tengah, cukup baik sejak berdirinya Bank Aceh. Alasanya, Bank akan hadir di suatu daerah, bila ekonomi bisa tumbuh dan berkembang dengan baik,” kata Haizir Sulaiman.
Haizir Sulaiman melaporkan, perkembangan kinerja Bank Aceh Syariah, Cabang Takengon, mengalami kenaikan sejak beberapa tahunn terakhir.
Untuk tahun 2016, aset Bank Aceh Takengon, berjumlah Rp 481 miliar, tahun 2017 naik menjadi Rp 592 miliar, tahun 2018 Rp 616 milir dan hingga bulan Juni 2019, berada di posisi Rp 686 miliar.
Sedangkan untuk dana pihak ketiga, di tahun 2018 berjumlah Rp 659 miliar dengan pembiayaan yang tersalur Rp 546 miliar dari berbagai sektor seperti ekonomi produktif, UMKM, pertanian dan beberapa lainnya.
“Tingkat kesehatan atau non performing financing 1,39 persen. Sedangkan batas maksimal yang diberikan oleh otoritas pada angka 5 persen. Itu artinya, Bank Aceh Syariah, Takengon berada di angka yang sangat sehat,” lapornya.
Disisi lain, dengan hadirnya gedung baru PT Bank Aceh Cabang Takengon di jalan Lebe Kader, Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen, diharapkan bisa terus bermitra dengan masyarakat karena Bank Aceh merupakan milik bersama.
“Mudah-mudah, Bank Aceh Syariah, bisa terus berkontribusi kepada peningkatan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, peresmian kantor baru PT Bank Aceh, Cabang Takengon, selain dihadiri oleh Plt Gubenur, Nova Iriansyah, juga diikuti oleh Dirut PT Bank Aceh, Haizir Sulaiman, Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, Bupati Bener Meriah, Tgk Syarkawi, OJK perwakilan Aceh, Bank Indonesia, serta sejumlah tamu undangan dari dua kabupaten di Dataran Tinggi Gayo.
Peresmian tersebut, juga diwarnai dengan pemberian bantuan CRS berupa 10 mesin jahit, dua mesin obras serta satu mesin bordir untuk Panti Asuhan Budi Luhur, Takengon. Selain itu, penyerahan santunan kepada sejumlah anak yatim.(*)