Kupi Beungoh
Raih Aceh Hebat atau Pertahankan Juara Miskin dan Pungo?
Mereka memanfaatkan momentum evaluasi 2 tahun kepemimpinan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah (Inova) sebagai pintu masuk.
Beginilah tri-fungsi kemitraan eksekutif-legislatif-yudikatif yang diharapkan dalam konsep Trias Politica Montesquieu (Lihat Hasan Basri M. Nur (Ed), Parlok vs Parnas, Pertarungan Partai Politik dalam Menguasai Aceh, 2014).
Baca: Cut Rianda Zuhra, Sukses di LIDA 2 Indosiar, Kini Jadi Artis Sinetron, Ini Judul Filmnya
Masih di bawah Target
Adalah fakta, pada tahun kedua pemertintah Inova, capaian pembangunan dalam meraih visi Aceh Hebat masih di bawah target.
Inova menargetkan penurunan angka kemiskinan dalam 5 tahun sebesar 5%, yaitu menjadi 11,43% pada 2022.
Dalam RPJMA 2017-2022 angka kemiskinan ditargetkan turun 1% setiap tahunnya, yaitu: 2018 (15,43%), 2019 (14,43%), 2020 (13,43%), 2021 (12,43%), dan 2022 (11,43%).
Target penurunan angka kemiskinan 1% per tahun ini tidaklah muluk, mengingat Aceh memiliki dana otonomi khusus (otsus) yang mencapai Rp 8 triliun bahkan lebih per tahun.
Akan tetapi, laporan pada medio 2019 angka kemiskinan Aceh hanya turun tipis, yaitu 15,68% dari target akhir tahun 14,43%.
Kalau diperhatikan, masih ada gap (kesenjangan) antara capaian dan kenyataan tapi gap itu masih dalam batas wajar, dan mampu dikejar kalau semua SKPA mau mengikat tali pinggang dengan ketat.
Baca: Video Pribadi Bupati Simeulue Viral di Medsos Picu Unjuk Rasa, Gempar Geruduk Kantor Dewan
Terkait belum tercapainya target pembangunan sebagaimana diamanahkan dalam RPJMA, maka bukan (sekali lagi bukan) dokumen RPJMA yang harus direvisi, melainkan kinerja eksekutif yang harus dipacu dengan optimal.
Jika ada nahkoda pada dinas tertentu menganggap berat dan tak sanggup meraih target, maka ada baiknya kepala dinas itu meletakkan jabatan agar dinahkodai oleh orang kuat, optimis, dan pekerja keras yang lain.
Perlu diingat, jabatan itu adalah milik umat dan karenanya semua harus bekerja ekstra dalam mewujudkan mimpi bersama, meraih visi Aceh Hebat pada 2022.
Target dalam RPJMA dapat diibaratkan sebagai tujuan akhir bagi orang yang bepergian.
Kalau seseorang mau pergi menunaikan haji, maka jangan pernah berhenti kalau belum sampai di Tanah Suci Mekkah.
Kalau ada jamaah haji lempar handuk alias menyerah ketika transit di Sri Lanka, maka dia belum berhak mendapat gelar haji atau belum hebat dalam konteks RPJMA 2017-2022.
Kita berharap agar semua dinas teknis (di provinsi dan kabupaten/kota) untuk bekerja esktra dalam meraih visi Aceh Hebat, yang ditandai turunnya angka kemiskinan sehingga tidak lagi menjadi juara bertahan dalam bidang kemiskinan.
Baca: Demo di Kantor Wali Kota, Anggota Satpol PP Harus Minta Maaf pada Pendemo, Begini Ceritanya