Rumah Wartawan Terbakar

Istri Asnawi wartawan Serambi Takut Tidur, Merasa Ada yang Ingin Habisi Keluarganya

Musibah kebakaran rumah yang dialami keluarga Asnawi Luwi, wartawan Serambi Indonesia di Desa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala.

Editor: bakri
Serambinews.com
Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Medan di rumah wartawan Serambi Indonesia, Asnawi Luwi, di Desa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Rabu (31/7/2019. Rumah Asnawi terbakar, Selasa (30/7/2019) sekitar pukul 01.30 dini hari. 

Kutacane - Musibah kebakaran rumah yang dialami keluarga Asnawi Luwi, wartawan Serambi Indonesia di Desa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara (Agara), pada Selasa (30/7) dini hari WIB meninggalkan trauma mendalam pada istrinya, Lisnawati.

Sambil menangis, ibu tiga anak ini mengaku tak bisa tidur malam. Dia dihantui ketakutan terhadap pria berbadan tinggi besar, yang datang ke rumahnya sebelum kebakaran itu terjadi. Pria tersebut mencari suaminya, Asnawi, yang saat itu sedang mengikuti rapat kerja di Banda Aceh. “Kami trauma dan tidak tahan lagi," ujar Lisnawati dengan linangan air mata, kepada Serambi, Kamis (1/8).

Lisnawati memang mengalami panik luar biasa saat kebakaran terjadi pada Selasa (30/7) dini hari lalu. Ia berlari ketakutan sambil menggendong anaknya paling kecil yang masih berusia 3 tahun, sementara suaminya menggendong dua anak laki-laki yang masih tertidur pulas. Mereka keluar dari pintu belakang karena asap dan api sudah menjalar ke bagian depan rumah hingga ruang tamu.

Lisnawati merasa ada pihak yang sengaja ingin membunuh keluarganya. Apalagi, sehari setelah peristiwa tersebut atau tepatnya Selasa (31/7) sekitar pukul 00.00 WIB, ada laporan dari warga yang mengaku melihat pria tak dikenal dengan postur tinggi besar berkeliaran di desa mereka.

Pria tersebut muncul dari gang rumah warga yang gelap gulita, memakai jaket hitam, celana jeans, dan sendal jepit. Saat warga mendatanginya, pria itu langsung kabur. Upaya pengejaran yang dilakukan warga juga tak membuahkan hasil.

Karena itu, Lisnawati mengaku sangat ketakutan. Ia merasa keselamatan keluarganya sedang terancam. "Saya duga ini motifnya pembunuhan berencana. Ada yang menginginkan kami sekeluarga mati terbakar di dalam rumah itu,” ujar Lisnawati terisak.

Seperti diberitakan sebelumnya, empat hari menjelang musibah kebakaran terjadi, seorang pria tak dikenal berpostur tinggi besar sempat singgah di rumah Lisnawati menanyakan keberadaan suaminya, Asnawi. Pria itu datang mengendarai sepeda motor dinas--mirip pelat kendaraan dari salah satu institusi--terlihat mengamati rumahnya dari sisi kiri dan kanan. Waktu itu, Lisnawati sedang berada di rumah bersama tiga anak dan seorang pembantu.

Laki-laki tersebut berbicara dengan Bahasa Indonesia namun logat Alas. Lisnawati mengaku tidak pernah melihat orang itu di Kecamatan Lawe Sigala-gala, padahal selaku bidan desa, dia sering keluar masuk kampung.

Dugaan bahwa rumah Asnawi bukan terbakar (tapi dibakar) juga dikuatkan dengan keterangan warga setempat. Menurut warga, beberapa orang asing mendatangi rumah itu dalam kesempatan berbeda sebelum kebakaran terjadi. Muslim, abang Asnawi, mengatakan, sebelum kejadian itu, ada warga yang sempat melihat seorang pengendara sepeda motor menggunakan helm serta kaca mata hitam, memasuki lorong rumah korban.

Periksa saksi

Kapolres Agara, AKBP Rahmad Hardeni Yanto Eko Putra SIK, saat dihubungi Serambi terkait perkembangan penanganan kasus ini mengatakan, pihaknya sudah memeriksa kembali dua saksi. Sehingga, secara keseluruhan sudah delapan saksi yang diperiksa.

Ditanya langkah lanjutan yang akan dilakukan pihaknya, Kapolres tak bisa memberi penjelasan karena hal itu tergantung hasil rapat pihaknya dengan tim Polda Aceh. “Ini sebentar lagi kami mau rapat dengan tim Polda terkait kasus itu, termasuk kejadian hari ini (pembakaran kantor PWI-red),” ujar Kapolres Agara.(saf/yos)

“Saya duga ini motifnya pembunuhan berencana. Ada yang menginginkan kami sekeluarga mati terbakar di dalam rumah itu.”

Teror terhadap wartawan di Aceh Tenggara (Agara) ternyata masih berlanjut. Setelah dugaan pembakaran terhadap rumah wartawan Serambi Indonesia di Desa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala, kali ini giliran kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Agara yang jadi sasaran.

Kantor PWI yang berada di Desa Pulonas, Kecamatan Babussalam, diduga dibakar orang tak dikenal pada Kamis (1/8) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Kantor tersebut terbakar pada bagian pintu hingga terlihat hitam bekas terbakar. Beruntung, upaya itu tak sampai menghanguskan seluruh bangunan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved