Rehabilitasi

2.516 Orang di Pidie Alami Gangguan Jiwa, Mayoritas karena Pakai Narkoba

Disebutkan, semua pasien ini atas kesadaran sendiri meminta untuk menjalani rehabilitas (voluntary).

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYTI
Kepala BNNK Pidie, AKBP Werdha Susetyo SE. 

Laporan Nur Nihayati I Pidie

SERAMBINEWS.COM,SIGLI - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Pidie mencatat ada 90 pasien menjalani rehabilitasi sejak dua tahun lalu hingga saat ini.

Dari jumlah pasien tersebut setengahnya mengikuti rawat jalan di BNNK Pidie di Gampong Blang Paseh.

"Selebihnya menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jiwa di Banda Aceh," ujar Kepala BNNK Pidie, AKBP Werdha Susetyo SE, Minggu (4/8/2019).

Disebutkan, semua pasien ini atas kesadaran sendiri meminta untuk menjalani rehabilitas (voluntary).

Namun begitu diakui ada juga pasca rehab pasien ini kembali lagi memakai narkoba.

Baca: VIDEO Detik-detik Karyawan PT Hasil Karya Dirampok Pria Bermotor, Uang Perusahaan Rp 407 Juta Lenyap

Baca: 68 Anggota Paskibraka Abdya Tekun Berlatih, Segera Dikarantina Jelang HUT RI 17 Agustus

Baca: Warga Cot Lamkeuweuh Banda Aceh Copot dan Gantung Meteran PDAM di Pintu Gerbang Gampong

Werdha mengaku pihaknya tetap berupaya memberikan penanganan terapi dan konseling.

Akan tetapi proses itu harus didukung pihak keluarga dan masyarakat setempat.

Sementara itu di Dinas Kesehatan Pidie mencatat jumlah pasien gangguan jiwa per Juni 2019 mencapai 2.516 orang.

Penyebab pasien ini sakit jiwa dominan karena narkoba.

Sementara itu, ada juga pasien telah sembuh tapi bisa kumat lagi karena tidak didampingi untuk mandiri.

Pemerintah Pidie juga mengaku belum ada solusi pascasembuh, sehingga ada pasien kembali sakit jiwa.

"Kita perlu carikan solusi untuk pasien jiwa bagian masyarakat kita, " ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Pidie, H Maddan SE MSi saat membuka rapat Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) di Aula Akbid Darul Husada Sigli beberapa hari lalu.

Terkait personalan ini Maddan mengaku perlu dibahas bersama bagaimana merealisasikan dan tindaklanjutnya.

"Persoalan gangguan jiwa secara statistik terus meningkat. Situasi problematika suasana hidup damai jadi terganggu," ujarnya.

Data dihimpun Serambinews.com, pasien jiwa mandiri mencapai 1.263 orang. Jumlah ini dari total seluruhnya mencapai 2.516 orang sesuai data per Juni 2019.

Paling banyak laki-laki. Untuk perempuan mencapai 888 orang. Pencetus utama pasien dominan karena narkotika, tapi ada juga faktor lain karena problem sosial keluarga dan faktor ekonomi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved