Sutradara Eumpang Breuh Meninggal Dunia, Selamat Jalan Ayah Doe
Dunia perfileman Aceh kembali berduka. Imran Nyak Abeudo alias Ayah Doe, sutradara serial komedi Aceh, Eumpang Breuh, Sabtu (3/8), meninggal dunia
Episode kedua rampung dan lagi-lagi puluhan ribu keping terjual di pasaran. Mulai saat itu, popularitas para aktor Eumpang Breuh pun mulai melejit, bahkan mengantarkan Ayah Doe menjadi produser ternama. Ayah Doe adalah salah satu figur di balik nama besar Eumpang Breuh. Bersama Bang Din Kramik, Ayah Doe memainkan peran penting dalam mendongkrak popularitas Bang Joni (Abdul Hadi), Haji Uma (H Sudirman), Mando (Sulaiman), Yusniar (Nurrasyidah), Nurleila (Kak Bungsu), dan sederet artis Eumpang Brueh lainnya.
Ia juga dianggap sebagai sosok yang mengangkat harkat martabat film komedi Aceh, dari yang dulunya dipandang sebelah mata, sehingga mendapatkan tempat di hati masyarakat. Buktinya, sejumlah bintang utama Eumpang Breuh melejit menjadi idola dan publik figur.
Sosok sederhana
Namun ibarat padi, kian berisi kian merunduk, begitulah Ayah Doe. Meski Eumpang Breuh telah mengantarnya ke pucak popularitas sebagai sutradara di Aceh, Ayah Doe masih seperti biasa, dia tetap menjadi sosok yang supel, sederhana, dan mudah bergaul dengan siapa saja. "Orangnya sederhana, ramah, dan mudah bergaul. Dalam bekerja pun cukup serius tapi santai, dan cukup tanggung jawab," kata Bang Din Keramik.
Bersama Dhien Keramik, Ayah Doe telah menjadi sutradara 54 film serial komedi plus film pendek, dan beberapa di antaranya album musik Aceh dengan sedera atris ternama.
Ayah Doe juga meninggalkan kenangan tersendiri bagi Haji Uma yang kemudian menjadi Senator Aceh. Dia lah sosok utama yang membentuk karakter Haji Uma yang galak dan pemarah, seperti yang dikenal masyarakat Aceh secara luas. “Ayah Doe benar-benar membentuk karakter saya dalam film tersebut, sehingga bisa berlanjut sampai 13 episode dalam waktu yang cukup lama,” kenang Haji Uma.
Bagi Abdul Hadi alias Joni Kapluk, Ayah doe adalah sosok yang sabar dan teliti dalam dan mudah memberi atau mengajari teman-teman dalam film eumpang supaya sempurna. Joni dan Ayah Doe memang sudah saling kenal sebelum lahirnya film komedi Aceh Eumpang Breuh.
“Banyak sekali ilmu yang diberikan Ayah Doe, dan banyak hal kenangan kami berdua," kata Bang Joni.
Nurrasyidah atau yang lebih dikenal dengan nama Yusniar bahkan sempat tak percaya denga kabar meninggalnya Ayah Doe. Karena itu, Yusniar berusaha mencari informasi dari keluarga besar Eumpang Breuh untuk memastikan informasi tersebut.
Setelah mendengar penjelasan dari Bang Joni, Yusniar baru yakin dengan informasi yang didengarnya itu. “Saya tak percaya kabar tersebut, karena semalam saya berkomunikasi dengan istri Bang Edo,” ujar Yusniar.
Bagi Yusniar, Ayah Doe bukan hanya sutradara, tapi sudah menjadi saudara dan juga sudah menjadi guru baginya. Yusniar mengaku bisa tampil dan memerankan Yusniar dengan baik karena arahan Ayah Doe, termasuk cara berbahasa Aceh yang benar.
Di mata Yusniar, Ayah Doe adalah sosok yang bertanggungjawab dalam segala hal dan dalam bekerja ia tak kenal lelah. “Banyak hal yang saya kagumi dan dimiliki Ayah Doe, jadi saya tak bisa menyebutkan satu-satu,” kenang Yusniar. Selamat jalan Ayah Doe, karya-karyamu akan selalu dikenang oleh masyarakat Aceh.(dan/mas/jaf)