Rumah Wartawan Terbakar

Kapolres Aceh Tenggara: Hasil Laboratorium Forensik Keluar Pekan Depan

Proses penyelidikan kasus terbakarnya rumah Asnawi Luwi di Agara masih tetap menunggu hasil Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Medan.

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Saputro SIK. 

Laporan Khalidin I Aceh Tenggara

SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Proses penyelidikan kasus terbakarnya rumah Asnawi Luwi, wartawan Harian Serambi Indonesia di daerah ini tetap menunggu hasil Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Medan.

"Minggu depan udah keluar jadi kita tunggu keluar dulu hasil forensik itu," kata Kapolres Aceh Tenggara AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Saputro, S.IK, Senin (5/8/2019).

Kapolres AKBP Rahmad Hardeny mengaku belum bisa memberikan kesimpulan sebeluk ada hasil laboratorium forensik.

Hasilnya, kata Kapolres AKBP Rahmad akan keluar pekan depan.

Ketika ditanyai kapan target atau deadline penuntasan pengungkapan kasus ini, lagi-lagi Kapolres Agara AKBP Rahmad juga meminta waktu keluarnya hasil forensik tersebut.

Sementara Kasatreskrim Polres Aceh Tenggara, Iptu Kabri mengatakan sudah memeriksa sembilan saksi terkait kasus terbakarnya rumah Asnawi Luwi.

Sembilan saksi yang diperiksa ini di luar korban yakni Asnawi dan istri.

"Sudah sembilan saksi yang kita periksa, ini diluar korban," kata Iptu Kabri

Informasi yang dihimpun Serambinews.com hingga kini pltim Subdit III Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Aceh masih di Aceh Tenggara.

Berita terkait lainnya 

Baca: Penghulu Kute Lawe Loning Pastikan Hubungan Masyarakat dengan Wartawan Serambi Baik

Baca: VIDEO - Keluarga Asnawi, Wartawan Serambi Indonesia di Aceh Tenggara Masih Trauma

Baca: VIDEO - Polda Aceh Backup Penyelidikan Kasus Pembakaran Rumah Wartawan Serambi di Aceh Tenggara

Mereka masih menyelidikan kasus terbakarnya rumah wartawan dan Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pekan lalu.

Namun ketika ditanyai Serambi di Mapolres Aceh Tenggara, pihak Subdit III Jatanras Polda Aceh belum bisa memberikan keterangan.

"Nanti kita lihat dari pemeriksaan saksi dan bukti-bukti, sekarang masih dalam proses," kata salah seorang tim Polda Aceh.

Sebelumnya, Kapolres Aceh Tenggara (Agara), AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Saputro SIK, berjanji akan terus memproses dan mengungkap siapa pelaku teror terhadap insan pers di wilayah hukumnya.

Sebab, Kapolres menilai kasus tersebut menciderai keamanan di Agara yang selama ini sangat kondusif.

Karena itu, Kapolres memastikan pihaknya akan terus bekerja untuk segera mengungkap kasus dugaan pembakaran rumah Asnawi Luwi, wartawan Serambi di Agara dan dugaan pembakaran Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) setempat oleh orang yang belum teridentifikasi.

Seperti diberitakan sebelumnya, rumah semi permanen milik Asnawi Luwi, diduga dibakar orang tak dikenal (OTK) pada Selasa (30/7) sekitar pukul 01.30 WIB.

Baca: Polisi Janji Ungkap Pelaku Teror di Agara Terkait Dugaan Pembakaran Rumah Wartawan Serambi

Baca: Kasus Pembakaran Rumah Wartawan Serambi, Polisi Masih Tunggu Hasil Laboratorium Forensik

Baca: Polda Aceh Backup Penyelidikan Kasus Pembakaran Rumah Jurnalis Serambi Aceh Tenggara

Akibatnya, hampir seluruh bagian rumah, satu mobil Honda Mobilio, dan seluruh barang milik korban, hangus terbakar.

Dua hari kemudian atau tepatnya pada Kamis (1/8) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, giliran Kantor PWI Agara yang berlokasi di Desa Pulonas, Kecamatan Babussalam, diduga dibakar OTK.

Beruntung, kantor itu hanya terbakar di bagian pintunya karena cepat diketahui oleh penjaganya.

Bahkan, saat ditemui wartawan kemarin, Kapolres Agara mengatakan pihaknya baru selesai mengikuti rapat membahas kemajuan penyelidikan pembakaran rumah Asnawi Luwi dan upaya percobaan pembakaran Kantor PWI Agara.

“Kedua kasus ini sedang dalam penyelidikan dan kami sudah memeriksa delapan saksi. Bahkan, ke depan kami akan memperbanyak saksi,” ujar AKBP Rahmad Hardeny.

Dikatakan, pihaknya belum bisa menyampaikan kesimpulan terkait penyelidikan karena masih menunggu hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium forensik (Labfor) Polri Cabang Medan.

Ia berharap hasil itu akan keluar dalam sepekan ke depan.

”Hasil labfor mungkin ada seminggu lagi, jadi kita tunggu dulu. Setelah itu baru dapat disimpulkan,” timpalnya.

Sejauh ini, lanjut Kapolres, kondisi keamanan di Agara masih terkendali.

Karena itu, ia meminta wartawan tidak takut dalam bertugas karena pihaknya akan terus memberi pengamanan.

Polda mem-backup

Kapolres juga mengatakan, Polda Aceh akan mem-backup pihaknya dalam menyelidiki kedua kasus pembakaran tersebut.

”Besok (hari ini-red) Kasubdit Direskrimsus Polda Aceh turun ke Kutacane,” ujar AKBP Rahmad Hardeny didampingi Kasatreskrim Iptu Kabri dan Kanit Tepiter Ipda Yoesnedi.

Saat ini, menurutnya, tim Polda Aceh juga sudah berkerja membantu Polres Agara menyelidiki kasus tersebut.

Kapolres juga mengungkapkan, Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Rio S Djambak, ikut prihatin atas kasus pembakaran rumah Asnawi Luwi dan Kantor PWI Agara.

”Pak Kapolda Aceh turut prihatin atas kejadian itu dan berharap dapat diproses sesuai prosedur,” katanya.

AKBP Rahmad Hardeny menyebutkan, pihaknya juga akan berkunjung ke kediaman Asnawi Luwi di Desa Lawe Loning, Kecamatan Lawe Sigala-Gala.

“Kami berharap keluarga korban atau Asnawi dapat memberi keterangan lebih dalam secara cepat,” harapa Kapolres.

Ditambahkan, pihaknya tetap akan bertindak profesional dan menyelidiki kasus teror tersebut. Kapolres berharap kasus serupa tak terulang lagi di masa mendatang.

Berita lainnya 

Baca: Akibat Listrik Padam, Sejumlah Koran di Jawa Barat Tidak Terbit

Baca: Khairizal Keuchik Kajhu Terpilih, Ini Total Perolehan Suara

Baca: Imran Mahfudi akan Gugat Hasil Konferda PDIP Aceh

Sebab, menurutnya, selama ini di Agara tak pernah terjadi hal-hal yang menganggu keamanan.

“Hubungan antarwarga di Agara termasuk antarkelompok berbeda agama pun berjalan sangat baik,” katanya.

Sementara Asnawi saat ditemui Serambi, kemarin, bersama keluarga ia baru saja menggelar doa bersama dengan sanak famili dan tetangga.

Sementara Lisnawati, istri Asnawi Luwi, hingga kini masih trauma.

Ibu tiga anak yang sehari-hari bertugas sebagai bidan desa di Lawe Rakat, Kecamatan Lawe Sigala-gala, ini mengaku tak lagi sanggup bertahan tinggal di Agara karena selalu dihantui rasa takut.

Untuk itu, Lisnawati berharap kasus yang menimpa keluarganya segera terungkap.

Jika tidak diungkap tuntas secepatnya, ia khawatir kasus serupa akan terjadi lagi di masa mendatang.

Ia juga mengaku tak berani lagi bertugas di desa tempatnya selama ini bekerja memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Jangankan ke Desa Lawe Rakat, keluar dari Desa Lawe Loning saja saya tidak berani lagi. Saya juga selalu awasi ketiga anak kami agar jangan bermain jauh-jauh dari rumah. Sebab, saya yakin orang yang meneror kami masih berkeliaran dan terus mengintai keluarga kami. Karena itu, tolonglah Pak Kapolri, Pak Kapolda, dan Pak Kapolres, untuk segera menangkap pelaku yang meneror dan membakar rumah kami," pungkas Lisnawati. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved