Gua Tsunami
Kepala BNPB Tinjau Gua Tsunami Purba di Lhong Aceh Besar, Ini Sejumlah Fakta Sejarahnya
Kepala Pelaksana BPBA, HT Ahmad Dadek mengatakan dari Gua Ek Luntie Lhoong, Kepala BNPB kembali ke Banda Aceh untuk memberi arahan tentang penanganan
Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Letjen Doni Monardo berkunjung ke Guha Ek Luntie, sebuah gua tsunami purba di Desa Meunasah Lhok, Kecamatan Lhong, Aceh Besar, Rabu (7/8/2019) pagi.
Didampingi sejumlah staf dari BNPB Pusat dan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), HT Ahmad Dedek, dan para peneliti Unsyiah, Doni melihat langsung keberadaan gua yang menyimpan sejarah telah terjadinya tsunami di Aceh sekitar 7.400 tahun lalu tersebut.
Pantauan Serambinews.com, Doni Monardo tiba di lokasi gua sekira pukul 08.00 WIB.
Rombongan kemudian langsung masuk menyusuri beberapa sisi gua.
Letjen Doni bahkan sempat melihat dan mendengar penjelasan Nazli Ismail, Peneliti Geofisikia Kebumian Unsyiah, tentang adanya sungai purba yang berada di bawah hamparan Guha Ek Lunthie tersebut.
Baca: Anak Ini Nekat Jadi Supir Truk Gadis Pulsa, Hidup Sebatang Kara, Kaget Saat Dihentikan Polisi
Baca: Dituntut Mati, Dua Terdakwa Pembunuh Pedagang Es Campur di Aceh Utara Ini Hadapi Vonis Hakim
Baca: Hati-hati Serahkan Foto Copy KTP Saat Transaksi Online, Bisa-bisa Seperti Dialami Pemuda Pidie Ini
Nazli menjelaskan secara detail kepada Doni tentang adanya sendimen lumpur yang membuktikan bahwa tsunami di Aceh telah terjadi ribuan tahun lalu.
Seperti diketahui, sesuai penelitian yang dilakukan pada 2010, endapan pasir dan kotoran kelelawar di dalam gua ini telah berhasil mengungkap bahwa Aceh telah menjadi langganan tsunami sejak 7.400 tahun lalu dan terus berulang hingga bencana dahsyat 2004 silam.
"Kita barusan melihat sendiri Gua Ek Lunthie ini, di dalamnya ada sendimen yang berlapis-lapis. Kurang lebih ada empat lapisan (bekas tsunami), dan setiap lapisan itu berbeda-beda, ada yang usianya 7.500 tahun ada yang 5.400 tahun, 3.500 tahun kemudian 2.800 tahun, dan yang terakhir bekas tsunami 2004," kata Doni Monardo.
Dari sendimen yang terkumpul dalam gua ini katanya, menunjukkan pada periode yang lalu, telah datang sejumlah lapisan yang terdiri dari air dan lumpur dan pasir.
"Ini menunjukkan peristiwa gempa yang diikuti tsunami di wilayah ini, bukan hanya terjadi pada 2004. Tetapi sudah terjadi berulang kali, ini fakta sejarah," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo melakukan kunjungan kerja ke Aceh, 6-7 Agustus 2019.
Kepala Pelaksana BPBA, HT Ahmad Dadek mengatakan dari Gua Ek Luntie Lhoong, Kepala BNPB kembali ke Banda Aceh untuk memberi arahan tentang penanganan Karhutla, tantangan, dan solusinya.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serba Guna Kantor Gubernur Aceh tersebut diawali laporan Kepala BPBA (ex-officio Sekda Aceh, dr Taqwallah MKes).
Arahan Kepala BNPB diikuti Pangdam IM, Kapolda Aceh, Danrem 011/LW, serta Danrem 012/TU.