Berita Pidie
Khatib Kisahkan Nabi Ibrahim Ciptakan Perubahan Hingga Tentang Warga Pidie, Begini Ceritanya
Ustaz Amri mengatakan, Nabi Ibrahim, menciptakan perubahan saat umurnya masih 16 sampai 17 tahun.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Mursal Ismail
Khatib Kisahkan Nabi Ibrahim Ciptakan Perubahan Hingga Tentang Warga Pidie, Begini Ceritanya
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Khatib Idul Adha 1440 Hijriah di Masjid Agung Al-Falah, Sigli, Dr Amri Fatmi Lc MA, mengawali ceramahnya tentang pelaksanaan kurban yang dilakukan umat islam.
Kegiatan ini merupakan bentuk syukur dan mengingat kembali perjuangan Nabi Ibrahim.
Ustaz Amri mengatakan, Nabi Ibrahim menciptakan perubahan saat dirinya masih berusia 16 sampai 17 tahun.
Perubahan yang dilakukan Nabi Ibrahim dengan menghancurkan berhala atau patung yang menjadi sembahan masyarakat pada masa itu.
Namun, Nabi Ibrahim meninggalkan satu berhala besar. Taktik Nabi Ibrahim meninggalkan patung besar, agar maayarakat berpikir bahwa yang mereka sembah itu berhala yang tidak memberika apa-apa.
"Dalam Quran secara detail Allah menjelaskan bahwa berhala itu dihancurkan seorang fata adalah seorang remaja bernama Ibrahim yang masih berumur 16 hingga 17 tahun," kata Ustaz Amri Fatmi.
Baca: Khatib Idul Adha: Masyarakat Aceh Sendiri yang Nyinyir terhadap Pelaksanaan Syariat Islam
Baca: Bupati Aceh Singkil Meradang, Lihat Peserta Takbir Keliling Minim, Perintahkan Sekda Panggil Kadis
Baca: 5 Fakta Kapolsek Dikeroyok Komplotan Narkoba Bersenjata Tajam, Sang Bandar Tewas Ditembak
Dalam Quran, kata Ustaz Amri, Allah mengkisahkan Ashabul Kahfi yang merupakan sekelompok remaja berusia 16 hingga 17 tahun yang melawan pemerintah yang otoriter atau zalim, sehingga sekelompok remaja itu dikejar hingga bersembunyi di gua.
Ia menjelaskan, masih banyak kisah remaja berusia 16 hingga 17 tahun yang menarik, sekaligus menjadi inspirasi bagi anak remaja di era sekarang.
Seperti Zaid bin Tsabit berusia 16 tahun dipercayakan Nabi Muhammad SAW sebagai panglima perang badar.
Selain itu, Saad bin Waqas, seorang penembak jitu pada masa Rasulullah masih berusia 17 tahun menang dalam perang Uhud.
Usmah bin Zaid berusia 17 berhasil menaklukkan bangsa Romawi.
Kemenangan kaum muslimin terhadap Romawi merupakan awal Romawi takut kepada ummat islam.
"Banyak kisah lain tentang keberhasil pemuda berusia 17 tahun, seperti Ibnu Qassim berhasil menaklukkan India dan Pakistan pada masa Dinasti Umayyah. Konstantinopel yang ditaklukkan Nuhammad Alfatih pada era Turki Usmani," ujarnya.
Ustaz Amri, menambahkan, bagaimana dengan remaja Pidie sekarang ini yang memiliki segudang permasalahan yang harus dicari solusi, agar tidak berdampak luas.
Sekarang ini, kata Ustaz Amri, di Pidie banyak warung kopi sehingga remaja bergadang larut malam dengan bermain game dan lainnya.
Tentunya, anak muda nongkrong di warung kopi membuat mereka tidak produktif, sehingga anak muda akan terseret kepada pengaruh sabu yang cukup mengerikan saat ini.
" Pemilik warung seharusnya menjadi perhatian menutup warung pada jam 23.30 WIB," jelas doktor jebolan University Kairo Mesir itu.
Dikatakan, anak muda harus dihargai dengan ditawarkan kegiatan positif dan support dari pemerintah terhadap komunitas remaja sehingga anak muda tidak liar.
Hidupkan majelis taklim sebagai kebutuhan bagi anak muda dalam menuntut ilmu.
Ia menambahkan, permasalah lainnya anak muda Pidie tidak mendapatkan pendidikan yang mencerdaskan mereka.
Dengan demikian banyak anak muda Pidie yang cerdas keluar dari Pidie.
Untuk diketahui di Pidie belum adanya institusi pendidikan negeri sehingga menyebabkan pendidikan di Pidie loyo.
"Orang cerdas asal Pidie keluar dan mereka sukses menciptakan perubahan di luar Pidie. Orang Pidie tidak bisa berbuat untuk perubahan untuk Pidie sendiri. Padahal, kita ini penerus pahlawan Tgk Chik Di Tiro," pungkasnya. (*)