Berita Aceh Tenggara

Terkait Kasus Dugaan Pembakaran Kantor PWI Agara, Kapolres: Belum Ada Laporan ke Polisi

”Karena sampai detik ini belum ada yang melaporkan ke penegak hukum secara resmi,” kata Kapolres Aceh Tenggara

Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
(SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN)
Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Saputro,S.I.K 

Laporan Khalidin | Aceh Tenggara

SERAMBINEWS.COM, KUTACANE – Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Saputro,S.I.K mengaku adanya kendala dalam proses penyelidikan dugaan pembakaran kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di daerah ini.

”Karena sampai detik ini belum ada yang melaporkan ke penegak hukum secara resmi,” kata Kapolres Aceh Tenggara AKBP Rahmad Hardeny kepada Serambinews.com, Rabu (14/8/2019).

Hal tersebut disampaikan Kapolres AKBP Rahmad Hardeny menanggapai pertanyaan wartawan terkait perkembangan pengungkapan kasus dugaan pembakaran kantor PWI Aceh Tenggara termasuk rumah Asnawi Luwi, wartawan Serambi Indonesia di Kutacane.

Baca: Tanggapi Teror Terhadap Wartawan di Agara, Nasir Djamil : Polisi Jangan Kalah Sama Preman

Kasus ini sendiri telah berjalan selama dua minggu pascakejadian.

Sejatinya, kata Kapolres AKBP Rahmad Hardeny salah satu pemgurus PWI melapor, sehingga pihaknya membuatkan LP (laporan polisi).

“Form itulah laporan sebagai dasar proses penegkan hukum,” ujar AKBP Rahmad

Sebenarnya, lanjut AKBP Rahmad jika ada kasus korban langsung melapor ke polisi terdekat apakah Polsek atau Polres.

Hal ini sama dengan kasus-kasus lain di tengah masyarakat mesti dilaporkan segera ke polisi sehingga dapat diambil tindakan.

Baca: Vonis Jadi 8 Tahun, Irwandi Akan Lawan dengan Kasasi ke Mahkamah Agung

Ini, lanjut AKBP Rahmad sebagaimana seseorang kehilangan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang harus melaporkan meski kejadiannya malam hari.

Di sisi lain, Kapolres AKBP Rahmad yang ditanyai soal hasil Laboratorium Forensik terkait dua kasus kebakaran di daerah ini belum dia terima.

Hasil laboratoriumnya kata AKBP Rahmad masih dalam perjalanan ke Aceh Tenggara.

”Hasil laboratorium forensik dikirim hari ini,” tandas AKBP Rahmad

Terkait hal ini, Sekretaris PWI Aceh Tenggara, Bulkaini yang ditanyai Serambinews.com membenarkan mereka memang belum melaporkan secara resmi ke polisi soal upaya pembakaran kantor PWI Aceh Tenggara.

Rencananya, kata Bulkaini, pengurus melaporkan hari ini ke Polres Aceh Tenggara.

Baca: Viral Video Karyawan Perusahaan China Dihukum Makan Ikan Hidup dan Minum Darah Ayam

Saat ditanyai mengapa tidak melaporkan sebelumnya, Bulkaini, mengaku pihaknya menunggu hasil dari kepolisian.

”Kemarin tunggu hasil polisi tapi karena belum ada hasilnya jadi kita rencanakan melapor hari ini,” ujar Bulkaini

Sebelumnya diberitakan, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tenggara, Jumadi menduga kuat pelaku pembakaran rumah wartawan Serambi Indonesia Asnawi Luwi dan Kantor PWI Aceh Tenggara merupakan orang yang sama.

“Kami yakin orangnya sama ini dan terkait kasus pemberitaan selama ini,” kata Ketua PWI Aceh Tenggara, Jumadi kepada Serambinews.com, Jumat (3/8/2019).

Jumadi didampingi sejumlah pengurus PWI Aceh Tenggara, Ali Imran, Huseini Amin, Ricki Hamdani menyatakan sejak berdirinya kantor PWI Aceh Tenggara tahun 1997 belum pernah terjadi teror semacam ini terhadap insan media.

Jika pun ada ketegangan antara wartawan dengan sejumlah pihak atau pemerintah, kata Jumadi, tidak sampai melakukan pembakaran.

Baca: VIDEO - Keluarga Asnawi, Wartawan Serambi Indonesia di Aceh Tenggara Masih Trauma

Baca: Teror terhadap Wartawan Terjadi Lagi, Kini Kantor PWI Aceh Tenggara Diduga Dibakar OTK

Kondisi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tenggara (Agara) diduga dibakar orang tak dikenal pada Kamis (1/8/2019) dinihari. Terlihat bagian pintu hitam bekas terbakar.
Kondisi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tenggara (Agara) diduga dibakar orang tak dikenal pada Kamis (1/8/2019) dinihari. Terlihat bagian pintu hitam bekas terbakar. (GRUP WHATSAPP PWI ACEH)

Karenanya, Jumadi menegaskan jika aksi pembakaran yang terjadi seperti tindakan di negeri barbar.

Menurut Ketua PWI, dari penjelasan Asnawi kepadanya sebelum kejadian sudah pernah ada teror terhadapnya.

Sementara terhadap kantor PWI Aceh Tenggara juga pernah ada teror berupa pelemparan mobil operasional PWI beberapa bulan lalu.

Teror itu terjadi pada Ramadhan lalu.

Sesungguhnya, lanjut Jumadi, hubungan pihak PWI dengan masyarakat sekitar terjalin baik.

Masyarakat hingga kini sering nongkrong di sekitar kantor PWI Aceh Tenggara menggunakan wifi gratis milik PWI.

Maka itu, Jumadi memastikan pelaku peneror kantor PWI Aceh Tenggara bukan masyarakat sekitar.

Baca: Soal Pembakaran Rumah Wartawan dan Kantor PWI di Kutacane, Ketua PWI Agara Sebutkan Pelakunya Sama

Jumadi juga meyakini pelaku masih berkaitan dengan dengan pembakar rumah wartawan Serambi Indonesia di Lawe Loning, Kecamatan Lawe Sigala-Gala.

”Dari jaman orde baru tidak pernah ada peneror wartawan dan kantor, maka kita minta kasus ini segera diungkap, “ tegas Jumadi seraya berharap jangan sampai berlarut-larut dan harus ada deadline pengungkapan.

Meski diteror, Jumadi meminta para wartawan di PWI Aceh Tenggara tidak perlu gentar atau takut.

Jumadi memastikan teror tidak membuat ciut nyali para wartawan di daerah itu.

Segenap keluarga PWI se-Indonesia akan membackup masalah ini.

Intinya, kata Jumadi, polisi harus segera mengungkap masalah yang menimpa insan pers di Kabupaten Aceh Tenggara itu. (*)

Baca: Dua Pekan tak Terungkap, Asnawi Minta Pengusutan Kasus Rumahnya Terbakar Diambil Alih Polda Aceh

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved