Tanggapi Teror Terhadap Wartawan di Agara, Nasir Djamil : Polisi Jangan Kalah Sama Preman
Kasus teror terhadap jurnalis berupa dugaan pembakaran rumah wartawan Harian Serambi Indonesia dan Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh....
Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
Tanggapi Teror Terhadap Wartawan di Agara, Nasir Djamil : Polisi Jangan Kalah Sama Preman
Laporan Khalidin I Aceh Tenggara
SERAMBINEWS.COM, KUTACANE – Kasus teror terhadap jurnalis berupa dugaan pembakaran rumah wartawan Harian Serambi Indonesia dan Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tenggara mendapat perhatian serius komisi III bidang hukum DPR RI.
Setelah Muslim Ayub angkat bicara, kini Nasir Djamil turut bereaksi dan meminta polisi jangan sampai takut terhadap aksi premanisme. Hal itu disampaikan kepada Serambinews.com, Rabu (7/8/2019).
Nasir Djamil menegaskan apa yang terjadi di Aceh Tenggara merupakan upaya membungkam produk jurnalistik dan tak boleh dibiarkan. Jika ini tak segera diusut, lanjut Nasir Djamil maka akan menjadi kebablasan kedepannya.
TKI asal Aceh Jaya tak Sadarkan Diri di RS Malaysia, Ini Sebabnya
Tokoh Gayo Siap Somasi ke Penulis Ensiklopedi Suku Bangsa Indonesia, Cabut Keterangan tentang Gayo
Bahkan, Nasir Djamil menyatakan teror yang dibuat terhadap wartawan di Aceh Tenggara takubahnya aksi terorisme. Hanya saja bukan berdasarkan ideology tapi karena mungkin persoalan adanya yang merasa usahanya terganggu.
”Sama, ini sebenarnya juga terorisme jadi polisi harus segera menungkap pelakunya,” tegas Nasir Djamil.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Aceh ini pun menyampaikan keheranannya mengapa hingga hampir sepuluh hari kasus teror yang terjadi di Aceh Tenggara tak juga terungkap.
Padahal, kata Nasir Djamil, polisi di Indonesia sekarang ini sudah hebat-hebat dimana beberapa pelaku kejahatan besar bisa ditangkap pelakunya. Tapi mengapa dalam kasus ini kata Nasir Djamil sepertinya polisi tidak jago.
Maka itu, selaku anggota DPR RI komisi III Bidang Hukum meminta waktu agar pihak kepolisian dalam waktu dekat dua tiga hari ke depan harus dapat mengungkapkan.
Satpol PP Tertibkan Penjualan LPG 3 Kg Hingga ke Kecamatan
Kucurkan Dana Rp 2 Miliar, Pemerintah Aceh Akan Pugar Guha Ek Luntie Jadi Geopark Tsunami
Hal ini karena menyangkut produk jurnalistik. Nah teror yang terjadi kata Nasir Djamil merasa tergaggu dengan pemberitaan-pemberitaan pekerjaan yang diduga ada indikasi korupsi atau melanggar hukum.
Karenanya, polisi di Kutacane, Aceh Tenggara kata Nasir Djamil tidak boleh kalah dengan peneror.
Lebih jauh Nasir Djamil mengungkapkan bila polisi di Aceh Tenggara kalah dalam kasus ini dengan tidak mampu mengungkap pelaku dan dalangnya maka ke depan orang akan pesimis.
Akibatnya, ke depan orang-orang di daerah ini akan main hakim sendiri dan tentu sangat berbahaya. Nasir Djamil pun mengingatkan Kapolres Aceh Tenggara AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Saputro memihak kepada kebenaran.
“Kutacane itu kan sebenarnya kecil wilayahnya maka sangat mudah sebenarnya menemukan pelakunya kalau memang ada kemauan dan tanggungjawab dari aparat penegak hukum,” tandas Nasir Djamil