Berita Abdya
Ratusan Hektare Sawah Kuta Bak Drien Abdya tak Digarap, Hujan Belum Atasi Kekeringan Sumber Air
Lahan sawah yang dikerjakan 7 kelompok tani belum bisa digarap karena alur (sungai kecil) Kuta Bak Drien, sebagai satu-satunya sumber air sawah..
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nurul Hayati
Keuchik Gampong Kuta Bak Drien, Syarkani menjelaskan ada sumber air yang dapat dimanfaatkan, yaitu di Gunung Ceuraceu yang jaraknya sekitar 1,5 km dari pemukiman warga.
Untuk memanfaatkan sumber air tersebut harus dipasang pipa sepanjang 1,5 km menuju titik sumber air di Gunung Ceuraceu.
“Wacana memasang pipa tentu menyarap anggaran lumayan besar dan tak mampu ditangani anggaran desa,” katanya.
Karenya, petani mengharapkan pemerintah turun tangan untuk memasang pipa dari sumber air di Gunung Ceuraceu menuju areal sawah di Kuta Bak Drien, kerap dilanda kekeringan.
“Petani yakin bila sumber air gunung bisa dimanfaatkan akan mengatasi persoalan kekeringan yang kerap terjadi,” kata Syarkani.
Sedangkan upaya lain dilakukan pemerintah, seperti membangun sumur bor sebagai sumber sawah di lokasi Dusun Mata Ie, ternyata tidak tuntas.
Sebab, sumur bor yang dikerjakan sekitar delapan bulan lalu akhirnya ditinggalkan bengitu saja, sebelum berfungsi.
“Saya tak tahu dari instansi mana yang membangun sumur bor yang gagal itu karena tak ada laporan,” kata Keuchik Kuta Bak Drien.
Baca: Pelaku Pembakar Rumah Wartawan Serambi Masih Berkeliaran Bebas, Asnawi dan Keluarga Cemas
Seperti diberitakan, selain areal sawah Desa Kuta Bak Drien, sawah Desa Ie Lhop dan sebagian areal sawah Desa Blang Padang, juga belum digarap akibat terhenti suplai air sawah.
Sawah Desa Ie Lhop selama ini mendapat pasokan air dari saluran Irigasi Teknis Krueng Susoh dan arel sawah Desa Blang Padang mendapat suplai air dari Irigasi Tangan-Tangan.
Tapi, namun pasokan air dari dua irigasi tersebut berkurang akibat debit air sungai menurun drastis. (*)