6 Fakta Pria Gendong Jenazah Jalan Kaki, Husen Tewas Tenggelam hingga Ambulans Tak Bisa Dipakai
Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria berjalan kaki keluar dari Puskesmas Cikokol, Tangerang, sambil mengendong jenazah
"Dia (dokter puskesmas) bilang, 'Pak saya cuma bisa berusaha'. Saya bilang enggak apa-apa, kalau emang enggak ketolong emang sudah takdir," kata Supriyadi di kediamannya, Minggu kemarin.
Dugaan Supriyadi benar, Husen sudah tidak bernyawa.
2. Ambulans puskesmas tidak untuk angkut jenazah
Setelah nengetahui Husen meninggal, Supriyadi ingin segera membawa pulang jenazah keponakannya agar bisa segera dimakamkan.
Ia ingin menggunakan ambulans yang ada di Puskesmas Cikokol.
Namun pihak puskemas tidak menyanggupi.
Alasannya, sesuai SOP (standard operating procedure) ambulans digunakan untuk mengantar-jemput pasien yang sakit dan tidak untuk mengantar jenazah.
"Nah dia (puskesmas) ngasih solusi (diberikan) nomor-nomor yang bisa dihubungi buat ambulans (jenzah)," tutur Supriyadi.
3. Kesulitan hubungi mobil jenazah
Salah satu nomor telepon yang dihubungi Supriyadi adalah nomor 021-55771135.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com di website Pemkot Tangerang, nomor itu terdaftar sebagai nomor kontak ambulans gratis Kota Tangerang.
"Saya nelpon diterima, diangkat 'Selamat sore Bapak dengan ambulans gratis Kota Tangerang ada yang bisa saya bantu'. Saya lagi ngomong, katanya sinyalnya putus-putus," ujarnya.
Supriyadi pun berkeliling-keliling Puskesmas Cikokol untuk mencari lokasi sinyalnya baik tetapi hasilnya nihil.
Tiga kali ia coba mengontak call center tersebut tetapi tetap sulit terhubung.
Ia lantas menghubungi nomor-nomor lain, yakni 021-5484544 yang tercatat sebagai pelayanan pemakaman DKI Jakarta dan nomor darurat 112.