Berita Aceh Singkil

Menelusuri Jejak Singkil Lama, Kota yang Hilang

Itulah jejak peradaban Singkil Lama, Kota yang hilang disapu gelombang dahsyat sekitar tahun 1890-an

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Andang staf Dinas Pariwisata Aceh Singki, menunjukan pecahan keramik yang ditemukan di sisa reruntuhan Singkil Lama, di sebelah barat Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, Selasa (27/8/2019). Lokasi yang kini berada di dekat mulut muara Singkil Lama tersebut, juga dekat dengan Desa Kayu Menang, Kecamatan Kuala Baru. 

Berdasarkan literatur Singkil sudah beberapa kali pindah akibat luluh lantak dihantam gempa dan gelombang tsunami, hingga ke lokasi sekarang yang dikenal dengan sebutan Singkil Baru (New Singkil).

Di peta-peta (map) lama keluaran Portugis atau Belanda, wilayah Singkil yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Singkil sudah dipakai nama New Singkel. Versi Indonesianya, itulah Singkil Baru.

Alkisah, wilayah Singkil sendiri awalnya di sekitar Gelombang sekarang. Ada juga yang menyebutnya dekat muara Berok. Didirikan raja-raja Singkil sekitar abad ke-7.

Pada masa keemasannya Singkil, menjadi kota pelabuhan tempat singgah kapal saudagar dari Timur Tengah, Eropa dan wilayah nusantara.

Sebagai kota perdagangan Singkil memiliki fasilitas pendukung selain pelabuhan, seperti pasar. Terbukannya wilayah itu, penduduk yang mendiaminya berasal dari berbagai etnis, Eropa, Tingkok, Arab dan etnis lokal.

Tapi setelah terjadi peristiwa geloro (semacam tsunami) sekitar pertengahan abad ke-18 berpindah ke Singkil Lama, terletak di sebelah barat Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, lokasi kami menemukan bata merah serta pecahan keramik.

Baca: Nasib Petani Garam di Pidie, Harga Jual Turun, Tapi Bahan Baku Tinggi

Lokasi yang kini berada di dekat mulut muara Singkil Lama tersebut, juga dekat dengan Desa Kayu Menang, Kecamatan Kuala Baru.

Kejayaan Singkil kembali didirikan. Namun jelang akhir abad ke-18 lagi-lagi datang geloro menghancurkan kota.

Akhirnya, penduduk yang tersisa pindah ke Desa Ujung, terus menyebar ke desa lain.

Itulah yang kemudian menjadi landscape (bentang alam) Singkil Baru, yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Singkil.

Rumah Gadang di Desa Ujung, bukti sejarah yang tersisa lahirnya Singkil Baru. Istana itu didirikan Raja Singkil, Datuk Abdurauf, sekitar 1904 sebagai tempat tinggal bersama keluarga.

"Rumah ini didirikan Datuk Abdurauf 1904, jadi usianya sudah 115 tahun," kata Abdul Razak, keturunan ketiga dari Datuk Abdurauf, raja Singkil.

Senja datang, kami memutuskan pulang kembali ke Singkil Baru, yang didirikan seratus tahun silam.

Semoga berkat kemajuan ilmu pengetahuan, Singkil Baru, tak lagi hilang.(*)

Baca: Sri Mulyani Usul Iuran BPJS Kesehatan Naik 100 Persen, Siap-siap Membayar Segini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved