CT Scan
RSU Cut Meutia Pesan Alat ke Luar Negeri untuk Perbaiki CT-Scan
Untuk perbaikan alat pemindai otak dan sumsum tulang belakang tersebut, pihak rumah sakit harus memesan spare part (suku cadang) ke luar negeri
Penulis: Jafaruddin | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Alat kesehatan Computerized Tomography Scanner (CT-Scan) di RSUD Cut Meutia Aceh Utara hingga kini belum bisa diperbaiki setelah rusak pada awal Juni 2019.
Untuk perbaikan alat pemindai otak dan sumsum tulang belakang tersebut, pihak rumah sakit harus memesan spare part (suku cadang) ke luar negeri.
Diberitakan sebelumnya, alat kesehatan tersebut kembali rusak pada awal Juni 2019, sehingga pelayanan terhadap pasien yang memerlukan gambaran otak dan tindakan medis lainnya tak bisa dilayani.
Baca: Kepergok Berduaan dengan Bidan Desa Tengah Malam, Oknum Polisi Ditelanjangi dan Diarak Warga
Baca: Kementerian Keuangan RI Laksanakan Asistensi Kapasitas SDM Aparatur Gampong di Labuhanhaji
Baca: PDBI Siap Gelar Muscablub, Kadisdikpora Bireuen Siap Pimpin PDBI Bireuen
Alat tersebut sebelumnya juga pernah rusak pada September 2016, sehingga harus diperbaiki dengan yang membutuhkan dana capai Rp 1,8 miliar.
“Sebelumnya kita sudah mengirim video yang merekap bagian kerusakan pada alat kesehatan CT-Scan untuk mempercepat perbaikan alat tersebut, ke tim teknisi distributor alat CT-Scan yang berada di Jakarta,” ujar Humas RSUD Cut Meutia Aceh Utara Saiful kepada Serambinews.com, Rabu (28/8/2019).
Dari tim tersebut disampaikan untuk perbaikan CT-Scan membutuhkan spare part berupa motor pendorong tempat penampung pasien.
Alat tersebut harus dipesan di luar negeri, yaitu di China.
“Informasi kami terima dalam waktu dekat ini atau sekitar 12 hari lagi, alat tersebut sudah sampai,” ujar Saiful.
Untuk memesan alat tersebut, dana yang dibutuhkan termasuk biaya services mencapai Rp 72 juta.
“Jadi selama ini kalau ada pasien yang ingin membutuhkan pelayanan alat tersebut kita rujuk ke Banda Aceh, supaya pasien tetap bisa mendapatkan pelayanan,” kata Saiful.
Diharapkan, nantinya tak kendala lagi dengan alat tersebut, sehingga pasien di kawasan ini tidak harus ke Banda Aceh lagi untuk berobat. (*)