Liputan Eksklusif

Berspekulasi di Arena MTQ

SUASANA di arena utama perhelatan event Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Aceh ke-34 yang berada di Gampong Lampeude Baroh Tijue

Editor: bakri
SERAMBI/ M NAZAR
Gedung serbaguna di arena utama MTQ Ke-34 tingkat Provinsi Aceh di Gampong Lampeudeu Baroh Tijue, Kecamatan Pidie, Rabu (28/8/2019) 

SUASANA di arena utama perhelatan event Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Aceh ke-34 yang berada di Gampong Lampeude Baroh Tijue, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, hingga Rabu (28/8), masih terlihat sibuk.

Amatan Serambi, ada sekitar puluhan pekerja yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Tiga di antaranya terlihat sedang mengecat dan merapikan sisipan lekukan profil gapura, yang menjadi pintu gerbang utama memasuki arena MTQ.

Di bawah gapura masih masih terpasang peranca yang menopang bangunan. Karena itu, untuk masuk ke dalam arena terpaksa harus melewati samping Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie.

Di sudut lain, lima tukang juga terlihat sedang memasang paving block untuk trotoar jalan masuk. Mereka memasang di pinggir saluran yang juga baru selesai dikerjakan. "Targetnya hari ini (Rabu, 28/8) selesai, " ujar seorang tukang kepada Serambi.

Sedangkan untuk taman, baru selesai proses penanaman rumput. Jenis tanaman keras yang ditaman hanya pohon palem ekor jerapah yang ditanam di arah jalur masuk.

Aktivitas juga masih terlihat di bangunan mushalla. Ada tiga tukang yang sedang bekerja, sebagian memasang jendela kaca dan lainnya mengecat bagian tepinya. Sedangkan toilet di sisi kiri mushalla masih dalam kondisi ditutup.

Sementara di dalam Gedung Serbaguna yang dijadikan gedung utama acara MTQ, sedang dilakukan finishing pemasangan HPL (High Pressure Laminate) dan pemasangan keramik lantai. Panggung utama juga sudah terpasang di depan gedung, tetapi baru dilakukan pemasangan dasar papan dan belum ada hiasan.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Pidie yang juga Koordinator Seksi Tempat, Muhammad Adam ST MM, menyebutkan, ada 85 tukang yang dipekerjakan untuk menyiapkan arena MTQ tersebut. “Saat ini para tukang sedang memburu pekerjaannya masing-masing,” ujarnya.

Serambi juga mengunjungi beberapa arena MTQ lainnya, salah satunya Gedung Olahraga (GOR) Alun-alun Kota Sigli. Di sini terlihat masih ada 12 tukang yang sedang bekerja menyelesaikan komposit atau semacam lapisan dinding depan dengan hiasan nuansa MTQ. Menurut tukang asal Medan, Rio, pekerjaan komposit itu selesai dalam waktu dua minggu lagi, atau sekitar 9 September 2019.

Di GOR Alun-alun ini tidak ada hiasan taman. Jalan masuk ke gedung juga masih berupa bebatuan. Selain GOR Alun-alun, lokasi lainnya yang juga ditetapkan sebagai arena MTQ adalah Gedung Meusapat Ureueng Pidie atau dulu disebut Gedung Pertemuan Sigli, letaknya di Gampong Blang Asan Kota Sigli, selanjutnya di Op Room Kantor Bupati Pidie, Masjid Al Falah Kota Sigli, Masjid Labui, dan sejumlah aula di sekolah terdekat.

Lantas bagaimana dengan fasilitas toilet, mengingat ini merupakan salah satu fasilitas penting yang terkadang luput dari perhatian panitia. Terkait hal ini, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Pidie yang juga Koordinator Seksi Tempat, Muhammad Adam ST MM, menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan toilet dalam jumlah yang mencukupi.

Di dalam Gedung Serba Guna yang merupakan gedung utama acara MTQ, ia sebutkan ada sebanyak 20 unit toilet yang sudah disiapkan. Sedangkan di Gedung Olahraga (GOR) Alun-alun Kota Sigli, ada tujuh toilet yang disiapkan, bertambah lima dari sebelumnya hanya dua toilet.

Selain itu, juga ada 11 unit toilet kontainer yang akan disebar di beberapa titik arena utama MTQ dan beberapa arena lainnya. "Kita ada bantuan 11 toilet kontainer. Itu juga akan kita pasang, " ujarnya.

Sementara itu, di kalangan masyarakat Pidie mulai muncul kekhawatiran tentang kesiapan Pemkab Pidie menyambut perhelatan MTQ. Seorang tokoh masyarakat setempat, Isa Alima, mengingatkan, MTQ ini merupakan event besar yang diperkirakan akan dihadiri 7.000 tamu dari seluruh Aceh.

Dengan event sebesar itu, seharusnya pekerjaan arena MTQ sudah selesai sebulan sebelum hari H. Sebab ia khawatir, pekerjaan yang diburu akan membuat hasilnya tidak maksimal. "Panitia harus mengontrol sarana publik, toilet, jalan masuk, dan pusat informasi harus jelas letaknya," kata mantan anggota DPRK Pidie ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved