Berita Papua
Setelah 7 Tahun, Dokter Fajri Eto’o Bisa Shalat Jumat Perdana di Pedalaman Papua
Fajri, pemuda kelahiran Beureunuen Kabupaten Pidie ini adalah dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Aceh Besar.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
“Saksikan perjalanan kita dengan ketinting guys, Assalamualaikum,” kata Fajri yang terus menebarkan senyum.
Sejenak, Fajri dan dua rekannya melepas alas kaki, menjinjingnya sambil berjalan melewati lumpur tebal di bawah dermaga kayu.
Dua warga Papua yang berada dalam perahu ketinting membantu mereka.
Selanjutnya, perahu berlari kencang.
Dokter Fajri dan dua rekannya terlihat sangat gembira.
Suaranya timbul tenggelam di antara deru mesin ketinting.
Fajri, pemuda kelahiran Beureunuen Kabupaten Pidie ini adalah dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Aceh Besar.
Ia mulai bertugas di Papua dengan status dokter program PTT (Pegawai Tidak Tetap) Kemenkes RI, sejak 1 Juni 2013.
Sebelumnya, dia sempat mengabdi sebagai dokter bhakti di Puskesmas Delima, di Gampong Aree, Pidie, Aceh.
Dokter Fajri bertolak ke Papua bersama dua rekannya yaitu, dokter Hidayat lulusan dari Fakultas Kedokteran Unaya dan dokter Dewi lulusan dari Fakultas Unsyiah.
Dokter Fajri mendapat tugas di wilayah Kabupaten Asmat.
Dokter Hidayat ditempatkan di Kabupaten Puncak.
Dokter Dewi di Kabupaten Yahukimo.
Baca: Kisah Dokter Asal Pidie Aceh di Asmat Papua, Antara Kemanusiaan dan Rasa Rindu Anak Istri
Baca: Kisah Dokter menjadi Juru Damai Aceh Dibukukan
Baca: Viral! Kisah Dokter Cantik yang Bertugas di Pedalaman Papua, Jalan Sejauh 16 KM: Ingin Negara Tahu
Kepada Serambinews.com, yang menghubunginya melalui Facebook Messenger, Jumat (30/8/2019), Fajri bercerita, saat ini dia bertugas Puskesmas Kolofbraza.
Pelayanan puskesmas ini meliputi dua distrik, yaitu Distrik Kolofbraza dan Distrik Koroway Bulanop.