Berita Subulussalam

Polisi Periksa Pria yang Mobilnya Dirusak Warga di Desa Dah, Subulussalam

Warga sendiri diakui belum ada yang melapor terkait dugaan kata-kata kasar atau tak senonoh yang menjadi pemantik kemarahan massa

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For serambinews.com
KONDISI Mobil BB pria yang mengaku pemilik tanah lokasi pembangunan jembatan Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulusalam yang dirusak massa, Minggu (1/9/2019). (FOR SERAMBINEWS.COM) 

Menurut informasi, peristiwa tersebut dipicu adanya kata-kata kasar terhadap masyarakat di desa tersebut.

Kronologis kejadian berawal sekitar pukul 11.00 WIB siang, seorang pria berinisial BB bersama tiga saudaranya yang mengaku pemilik tanah tempat proyek pembangunan jembatan di sana.

Pria BB datang dan melarang aktivitas ekskavator yang sedang bekerja di sana. Lantas kata Dagar ada upaya menghentikan kegiatan proyek.

Diakui saat kejadian, Dagar tidak berada di lokasi namun informasi pemicu insiden ia dapat dari masyarakat di sana.

Menurut Dagar, persoalan terjadi akibat adanya kata-kata kasar bahkan mengarah pada penghinaan terhadap masyarakatnya.

Kata kasar itu muncul dari warga yang mengaku pemilik tanah lokasi pembangunan Jembatan Dah. ”Memang ada peristiwa tadi, warga marah karena dikatain dengan kata tak senonoh,” kata Dagar.

Kondisi mobil milik pria berinisial BB yang mengaku pemilik tanah lokasi pembangunan jembatan Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulusalam, setelah dirusak massa, Minggu (1/9/2019), saat diamankan di Mapolsek Rundeng.
Kondisi mobil milik pria berinisial BB yang mengaku pemilik tanah lokasi pembangunan jembatan Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulusalam, setelah dirusak massa, Minggu (1/9/2019), saat diamankan di Mapolsek Rundeng. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Dagar menjelaskan, warganya marah lantaran dikataian seperti hewan bahkan adanya ungkapan agar rumah penduduk setempat dibakar.

Bukan hanya itu, ada pula informasi jika salah satu rekan BB membawa pistol dan mengancam tembak. Hal inilah yang memicu kemarahan masyarakat di sana.

Apalagi, kampong Dah ini pernah dibakar kala konflik Aceh bergolak tahun 2002 silam sehingga masyarakat menjadi emosi kala mendengar kata ‘bakar’.

Nah adanya kata tak senonoh ini membuat massa beringas hingga  merusak mobil milik BB bahkan jika saja tidak melarikan diri bisa-bisa menimbulkan bentrok fisik.

Sebenarnya, kata Dagar jika pun tanah lokasi proyek jembatan milik BB tidak seharusnya mengeluarkan kata-kata tak senonoh terhadap masyarakat. (*)
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved