Berita Viral
Pria yang Menikahi Mahluk Halus Ternyata Suka Kopi Gayo dan Bako Ijo
Sampai sekarangpun, pernikahan Mbah Kodok dengan Peri Roro Setyawati terus diingat orang sebagai peristiwa yang mengguncangkan.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
Ia sampai kini menempati salah satu ruangan di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Jalan Ir. Sutami.
"Saya suka Kopi Gayo dan Bako Ijo atau tembakau hijau," kata Mbah Kodok dalam percakapan dengan serambinews.com yang berlangsung dini hari di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Sabtu(31/8/2019)
Mbah Kodok hadir menyaksikan dua pertunjukan Ekspedisi seni kopi Gayo di Taman Binatang Jurug dan Balaikota Solo.
"Saya menikmati kesenian seperti ini, gembira dan mengalir," katanya sambil menikmati beberapa cangkir kopi Gayo dan tembakau ijo yang dibawa dari Aceh Tengah.
Mbah Kodok awalnya mengaku takut saat diminta menikah dengan peri oleh Bramantyo Prijosusilo, seniman dan kawan karibnya.
Tapi suatu malam, ia bermimpi bertemu seorang perempuan yang memintanya membersihkan sendang atau sumber mata air di Alas Ketonggo dan berbagai nasihat lainnya.
Baca: Terkait Surat Edaran Wajib Berbahasa Aceh Hari Jumat, Ini Tanggapan Majelis Seniman Aceh
Baca: Empat Seniman Aceh Diusulkan Duduk di Akademi Jakarta dan Dewan Kesenian Jakarta
Baca: Pembobol Kaca Mobil di Aceh Barat Ditangkap, Sempat Bawa Kabur Rp 100 Juta, Tersangka Asal Sumut
Sebelumnya ia, memang datang ke Hutan Katonggo.
Waktu itu ia ingin buang air besar.
Kebetulan di sana ada sungai.
Lalu buang hajat begitu saja.
Tak lama berselang ia bermimpi didatangi perempuan mengenakan pakaian Jawa memberinya petuah dan nasihat agar tidak merusak sumber mata air di hutan.
"Pertemuan hanya melalui mimpi begitu," kata Mbah Kodok, sampai akhirnya dia memutuskan menikahi sang mahluk halus dbernama Roro Setyowati itu tadi.
Perosesi pernikahan berlangsung pada Oktober 2018, di kediaman Bramantyo. Dilakukan secara adat Jawa, lengkap dengan proses siraman dan sebagainya.
Hanya saja saat duduk di pelaminan, cuma Mbah Kodok yang tampak. Pengantin wanita tak kelihatan. Di pelaminan diletakkan sanggul, kain, dan sendal hitam.
Pernikahan itu dihadiri lebih dari 1.000 orang, dijaga 30 polisi, 20 satpol PP dan 15 Banser.