Breaking News

Berita Luar Negeri

Ini Dua Cara Taliban Akhiri Pendudukan AS dan Sekutunya di Afghanistan

Pernyataan Taliban muncul beberapa jam setelah kepada awak media, Trump menyatakan mereka menarik diri dari proses perundingan

Editor: Muhammad Hadi
STR / AFP
Pasukan Taliban saat berpatroli di Provinsi Ghazni, Afganistan. 

Jika disahkan, maka perjanjian damai itu bakal memberikan jalan bagi Washington untuk memulangkan pasukan dalam rangka mengakhiri konflik berusia 18 tahun

SERAMBINEWS.COM - Taliban merespons dengan menyesalkan ucapan Presiden AS Donald Trump yang menyebut perundingan dengan mereka sudah "mati" setelah sebelumnya membatalkan pertemuan rahasia.

Perang komentar di antara kedua pihak memunculkan kekhawatiran terjadinya kekerasan baru setelah Trump dan Taliban siap bertarung buntut kolapsnya pembicaraan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan seperti diberitakan AFP Selasa (10/9/2019), mereka mempunyai dua cara untuk mengakhiri pendudukan di Afghanistan.

 "Satu adalah jihad dan berjuang, satunya lagi negosiasi. Jika Trump ingin menghentikan pembicaraan, maka kami akan mengambil langkah pertama, dan mereka bakal menyesalinya," ancam Mujahid.

Baca: Pembunuh Purnawirawan TNI AD Berusaha Melawan Saat Ditangkap, Begini Kronologis Lengkapnya

Pernyataan Taliban muncul beberapa jam setelah kepada awak media, Trump menyatakan mereka menarik diri dari proses perundingan yang berjalan hampir setahun terakhir.

Jika disahkan, maka perjanjian damai itu bakal memberikan jalan bagi Washington untuk memulangkan pasukan dalam rangka mengakhiri konflik berusia 18 tahun.

"(Perundingan) itu sudah mati. Sejauh yang saya pahami, mereka sudah mati," terang presiden berusia 73 tahun itu di Washington sebelum bertolak ke Carolina Utara.

Presiden ke-45 dalam sejarah AS menyatakan bahwa serangan AS kepada gerilyawan itu kembali sengit sejak invasi yang terjadi lebih dari satu dekade silam.

Baca: Timnas Indonesi Sudah Kalah 2 Kali, 99 Persen Tak Lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar

Kemudian pada Minggu (8/9/2019), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengklaim militer AS sudah meluluhlantakan setidaknya ribuan Taliban dalam 10 hari terakhir.

Dengan gusar, Trump membantah bahwa efek cambukan yang timbul karena pernyataannya itu menjadi penyebab kekacauan yang terjadi di Afghanistan.

Hingga akhir pekan ini, terdapat ekspektasi bahwa perundingan damai akan membuat AS menurunkan jumlah pasukannya di Afghanistan.

Gantinya, Taliban menawarkan keamanan.

Namun tiba-tiba pada Sabtu (7/9/2019), presiden berusia 73 tahun itu membatalkan negosiasi yang sedianya bakal dia pimpin sendiri di fasilitas Camp David.

Baca: Berkunjung Ke Aceh, Konsul Amerika untuk Sumatera Sebut Kuliner Aceh Nikmat

Trump menuturkan pembatalan pertemuan itu terjadi setelah Taliban mengaku sebagai pelaku serangan bom di Kabul yang menewaskan 12 orang, salah satunya serdadu AS.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved