Tiga Direktur Dicopot, Aksi Bersih-bersih Orang Garuda Indonesia dari Sriwijaya Air
Rupanya, ketiga orang yang dicopot itu merupakan pejabat di Maskapai Garuda Indonesia yang ditugaskan untuk mengelola Sriwijaya Air
KSO tersebut dilakukan sejak 9 November 2018.
Terbelit Utang di 3 BUMN
Langkah itu diambil setelah maskapai swasta yang dimiliki oleh keluarga Chandra Lie itu terbelit hutang dengan tiga perusahaan BUMN, yakni BNI, Pertamina dan Garuda Maintenance Facility (GMF).
Garuda pun menempatkan orang-orangnya di Sriwijaya Air untuk membantu mengelola maskapai ini.
Bahkan, Garuda Indonesia Group juga berencana untuk menaikkan status dari KSO menjadi kepemilikan mayoritas di maskapai ini.
Baca: Pemerintah Cabut Subsidi Listrik 24,4 Juta Pelanggan 900 VA pada Tahun 2020
Namun pada belakangan ini, orang-orang dari Garuda ini diberhentikan.
Aksi “bersih-bersih” orang-orang Garuda Indonesia di Sriwijaya Air dilakukan tanpa persetujuan para petinggi maskapai pelat merah tersebut.
Imbasnya, para petinggi Garuda Indonesia meradang.
Untuk mengetahui kebenaran hal itu, para petinggi manajemen Garuda Indonesia Group akan memanggil dewan komisaris Sriwijaya.
“Manajemen Garuda Indonesia Group meminta untuk bertemu Rabu (11/9/2019) untuk meminta penjelasan dan klarifikasi dari Sriwijaya,” kata Ikhsan.
Baca: Harga Emas Kembali Turun, Berikut Rincian Harga Terbaru Hari Ini
Target Untung Rp 300 Miliar
Tahun lalu, Sriwijaya Air mencatatkan kerugian hingga Rp 1,2 triliun.
Namun setelah berada di bawah pengelolaan Garuda Indonesia, maskapai tersebut kinerjanya membaik.
Bahkan, Joseph Tendean yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Utama Sriwijaya Air menargetkan pada tahun ini maskapai ini mencatatkan keuntungan.
“Saya ngomong (target) di RKAP kita Rp 300 miliar. Kelihatannya sih (bisa) lebih,” ujar Direktur Niaga Sriwijaya Air Joseph Tendean di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Baca: Ular Anakonda dan Buaya Bertarung, Saling Lilit dan Gigit, Siapa yang Kalah?