Safwan Idris Ditembak
Kisah Hidup Prof Safwan Idris, Mutiara Darussalam yang Hilang dalam Pusaran Konflik Aceh
Sang Mutiara Darussalam itu pergi di tengah pusaran konflik Aceh yang tengah mendidih. Kepergiannya diiringi sejuta air mata dan tangisan rakyat Aceh.
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Prof Dr Safwan Idris.
Namanya begitu populer.
Seorang akademisi, administrator ulung, ulama, dan pembaharu pendidikan Aceh.
Deretan julukan itu begitu melekat dengan sosoknya.
Semua orang mengenal Safwan Idris.
Ia tokoh Aceh.
Levelnya di forum nasional dan internasional.
Tapi ia juga seorang alumni dayah. Ahli kitab kuning.
Berjiwa murah. Berkepribadian ramah. Seorang yang tawadu' bergelar profesor.
Setiap ucapannya menjadi petuah bagi umat.
Banyak pemikiran briliannya yang sampai kini masih abadi.
Salah satunya menggagas dan mengembangkan sistem pengelolaan zakat, yang kini dikenal nama Baitul Mal.
Ketika ia menjadi Ketua Umum Amil Zakat di tahun 1995, ia memunculkan ide baru tentang zakat.
Baca: Hari Ini 19 Tahun Lalu, Rektor UIN Ar Raniry Prof Safwan Idris Ditembak Dua Pria di Rumahnya
Seperti Baitul Zakat dan Buleun (bulan) Sadar Zakat. Gagasan lainnya Safwan mengusulkan dibentuknya pesantren mahasiswa dan museum.
Hingga saat ini kedua gagasan itu telah terwujud meski Safwan sudah tiada. Seluruh mahasiswa baru UIN Ar-Raniry saat ini wajib mengikuti program pesantren mahasiswa dan tinggal di asrama.
Pada sekitar tahun 2003, Pihak UIN Ar Raniry mendirikan sebuah gedung museum yang megah diberi nama Gedung Museum Prof Dr Safwan Idris MA beberapa tahun setelah ia tiada.
