KKB Aceh

Ini Pengakuan Keluarga Soal Sosok Abu Razak Sejak Masih Kecil

Bakat Abu Razak dalam merakit senjata ternyata sudah terlihat ketika masih sekolah dasar atau kecil di pedalaman Aceh Utara.

Penulis: Jafaruddin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Abu Razak didampingi penasehat hukum menjalani sidang di Pengadilan Negeri Lhoksukon, Aceh Utara pada 2015. 

Laporan Jafaruddin | Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Bakat Abu Razak dalam merakit senjata sudah terlihat ketika masih sekolah dasar atau kecil di pedalaman Aceh Utara, tepatnya di Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong.

Ketika masih kecil, banyak kerajinan tangan yang dihasilkan Abu Razak, dan bahkan sempat dijual ke sejumlah kecamatan di Aceh Utara.

Salah satunya adalah sepeda dari kayu, kemudian pot bunga dari kayu dan bambu, dan kursi.

Abu Razak anak bungsu dari enam bersaudara yang lahir di Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong. Lalu, Abu Razak ikut orang tuanya ketika pindah ke Kecamatan Peudawa Aceh Timur.

Sekitar dua tahun di sana, kemudian Abu Razak pindah ke Desa Bintang Hu Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara.

Lalu, Abu Razak mengenyam pendidikan SD dan SMP di Lhoksukon. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Teknik Mesin (STM) Bireuen.

Ternyata, Abu Razak mendapat beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan kuliah ke Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta.

“Dia mampu membuat kursi dari bambu dan rotan tanpa menggunakan paku. Bahkan hasilnya sangat rapi,” ujar H Taher Abdul Mutaleb (65), abang kandung Abu Razak kepada Serambinews.com, Sabtu (21/9/2019).

Pada saat itu usianya masih belasan tahun atau kelas enam SD. “Namanya yang kami panggil dalam keluarga Abdul Razak. Soal panggilan Abu Razak kami tidak tahu,” kata H Taher.

Lalu ketika bergabung dengan GAM, Abdul Razak dikenal dengan nama Abu Razak.

Menurut Taher, adiknya tersebut juga memiliki tingkat kecerdasan yang lumayan tinggi.

Pasalnya, ketika mengikuti pengajian dan sekolah, ia lebih unggul dari teman-temanya. Dia anak yang sopan dan murah senyum.

Diberitakan sebelumnya, Abu Razak, pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tewas bersama tiga anggotanya dalam kontak tembak dengan polisi di jembatan Keude Tringgadeng, Pidie Jaya, Kamis (19/9/2019) sore, ternyata memiliki keahlian memperbaiki berbagai peralatan (servis) hingga merakit senjata.

Hal tersebut diakui oleh pihak Polda Aceh saat merilis rekam jejak Abu Razak, Jumat (20/9/2019).

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved