Berita Abdya

Dibangun Sejak Enam Tahun lalu, Dok Boat Ikan Susoh Abdya Mubazir

“Persoalan seperti telah kami alami bertahun-tahun, namun dok merupakan sarana sangat dibutuhkan tak tersedia hingga saat ini,” kata Andri.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ ZAINUN YUSUF
Mesin galangan doking boat ikan di Ujong Serangga, Susoh, Abdya, dibangun sejak enam tahun lalu tidak bisa dimanfaatkan hingga saat ini. Peralatan mesin, sebagian besar sudah hilang dan karatan. Foto direkam, Senin (23/9/2019). 

Adapun lokasi pembangunnya, tidak lagi di Ujong Serangga seperti saat ini.

Melainkan di Muara Kuala Batu, Desa Pulau Kayu, Susoh.

Lokasi tersebut dinilai sangat cocok, karena  boat bisa masuk melalui muara air tawar.

Tapi, mulut kuala yang terdapat karang harus dikeruk terlebih dahulu.

“Kalau pun dok dibangun di Muara Kuala Batu, tidak berpenguruh terhadap PPI Ujong Serangga,” kata Adri. 

Karena belum tersedia sarana docking di Abdya hingga saat ini, maka ketika tiba jadwal perbaikan atau direhap boat, pemilik boat harus mendatangkan beko atau berat untuk menarik boat ke darat dan menurunkan kembali boat tersebut ke laut.

Oleh karena itu, pemilik boat harus merongoh kocek antara  Rp 7 - Rp 8 juta, yaitu ongkos tarik boat ke atas pantai dengan bantuan beko, dan ongkos menurunkan boat ke laut setelah selesai direhap, juga dengan bantuan alat berat.

Baca: VIDEO Pasangan Suami Istri Bagi 1.000 Masker di Banda Aceh, Dana Pribadi dan dari Pihak yang Peduli

Seperti dialami Afrul, boat ikan miliknya ditarik dengan bantuan  beko  ke atas pantai Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Senin (23/9/2019) pagi untuk perbaikan dan pengecatan badan boat.

 Afrul mengaku, ongkos menarik boat ke darat dengan beko mengeluarkan biaya sampai Rp 4 juta, belum termasuk ongkos menurunkan boat ke laut juga bantuan beko.

 “Persoalan seperti telah kami alami bertahun-tahun, namun dok merupakan sarana sangat dibutuhkan tak tersedia hingga saat ini,” kata Andri, salah seorang pemilik boat ikan lainnya di lokasi kepada Serambinews.com.

Padahal, sebut Andri, sekali perbaikan boat butuh anggaran minimal Rp 10 juta.

Selain biaya tarik dan menurunkan boat, juga ongkos pekerja rehap boat selama 15 hari melibatkan sekitar 12 orang.

Padahal, bila pemerintah membangun galangan dok perbaikan boat ikan, maka biaya rehap bisa ditekan.

Karena tak tersedia sarana galangan dok sebagaimana dimiliki daerah lain, maka sering terjadi boat ikan terlambat diperbaiki, lantaran terkendala anggaran yang lumayan besar. (*)

Baca: Seekor Orangutan Berkeliaran di Desa Sibuasan Subulussalam, Begini Kondisinya Sekarang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved