Rusuh di Papua

Update Kondisi Papua, Korban Tewas Menjadi 30 Orang, Ribuan Warga Padati Pangkalan TNI AU di Wamena

“Saya ingin segera pulang ke kampung halaman. Di sini nyawa kami sangat terancam. Rumah saya dibakar, kios-kios dibakar..."

Editor: Muhammad Hadi
(KOMPAS.com/JOHN ROY PURBA)
Ribuan warga penuhi pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena, Papua, Rabu (29/9/2019) 

Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.

Ribuan warga ingin keluar dari Wamena

Ribuan warga berharap dapat meninggalkan Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, lantaran masih merasa nyawanya terancam, pasca-demo anarkistis yang dilakukan para pelajar, Senin (23/9/2019) lalu.

Baca: Presiden Jokowi Tetap Tolak Cabut UU KPK, Padahal Korban dari Mahasiswa Sudah Berjatuhan

Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah.
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah. ((AFP/VINA RUMBEWAS))

Dari pantauan Kompas.com, Rabu (25/9/2019), ribuan warga terlihat memadati Pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena, untuk berlomba-lomba mendapatkan tiket penerbangan pesawat Hercules milik TNI AU.

Diketahui, penerbangan domestik yang telah dibuka sejak Selasa kemarin, tak mampu mengangkut ribuan warga yang hendak keluar dari Kabupaten Jayawijaya.

Sedangkan terkait penerbangan Hercules, sejak kemarin warga telah mendapat kabar akan mendapat bantuan diangkut bagi korban yang hendak keluar dari Kota Wamena, menuju Sentani, Kabupaten Jayawijaya, dengan biaya Rp 50.000.

Salah seorang korban yang rumah serta harta bendanya hangus terbakar, D Sibuea mengungkapkan, saat ini berada di pangkalan TNI AU, untuk mengantre tiket penerbangan pesawat Hercules.

Baca: Harga Emas Naik, Rupiah Loyo, Berikut Rincian Harga Emas dan Kurs Rupiah di 6 Bank Besar

“Saya ingin segera pulang ke kampung halaman. Di sini nyawa kami sangat terancam. Rumah saya dibakar, kios-kios dibakar, bahkan kantor pemerintahan juga mereka bakar,” ungkap wanita asal Sumatra Utara itu.

Sibuea menerangkan, peristiwa ini membuatnya sangat trauma, apalagi tak ada satu pun harta bendanya yang bisa diselamatkan, selain pakaian yang dikenakannya.

“Saya hanya berhasil menyelamatkan KTP dan Ijazah. Saya harapkan dari pemerintahan membantu kami menyediakan penerbangan,” kata dia, yang sudah 4 tahun berada di Jayawijaya.

Debora mengatakan, besar harapan bisa keluar dari Kabupaten Jayawijaya, lantaran sampai sore ini masih mengantre membeli tiket.

“Saya tidak tahu apakah kami mengantre dan kemudian bisa ikut terbang. Saya sudah dua jam mengantre dan seharian menunggu kepastian bisa ikut terbang, sesuai dengan pesan yang kami terima dari warga-warga,” pungkas dia.

Baca: Ramai Mahasiswa Demo, Ustaz Abdul Somad Posting 2 Panglima Perang Termuda Umat Islam, Siapa Dia?

Seorang warga asal Surabaya, Agus, mengatakan, sudah seharian di bandara dengan harapan bisa keluar dari daerah Wamena.

“Saya ingin pulang kampung. Saya masih trauma. Rumah kontrakan saya hangus dibakar. Tak ada lagi harta benda yang ku miliki,” kata dia.

Agus bercerita tidak tau lagi harus berbuat apa, selain ingin keluar dari daerah yang membuatnya saat ini trauma.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved