Luar Negeri
Mengenal Sosok Jenderal Abdelaziz Al-Fagham, Pengawal Raja Salman yang Tewas Ditembak
Pasalnya, Jenderal Fagham yang sudah berkarier sebagai pengawal pribadi kerajaan selama 15 tahun dikenal karena tubuh tingginya.
SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Publik Arab Saudi dibuat terkejut dengan kematian pengawal pribadi Raja Salman, Jenderal Abdelaziz al-Fagham.
Fagham yang kerap terlihat mendampingi Raja Salman dilaporkan tewas ditembak oleh kenalannya dalam sebuah pertengkaran akhir pekan lalu.
Kematiannya jelas mengejutkan.
Pasalnya, Jenderal Fagham yang sudah berkarier sebagai pengawal pribadi kerajaan selama 15 tahun dikenal karena tubuh tingginya.
Harian setempat Okaz menyebut Fagham sebagai perwira yang berhasil mendapatkan kepercayaan serta cinta dari publik Saudi.
"Dia merupakan yang paling terkenal dari seluruh pengawal kerajaan karena kewaspadaan serta kebijaksanaannya," ulas Okaz dikutip AFP Minggu (29/9/2019).
Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan seklumit fakta dari Jenderal Abdelaziz al-Fagham, sang "malaikat pelndung" Raja Salman.
1. Sudah Mengabdi Sejak Zaman Ayah Raja Salman
Banyak publik di Arab Saudi mengenal Jenderal Abdelaziz al-Fagham melalui foto yang dipublikasikan kerajaan ketika dia mendampingi Raja Salman.
Mengabdi bagi kerajaan sudah ada dalam darah Fagham.
Ayahnya, Jenderal Badah bin Abdullah al-Fagham, mengabdi bagi mendiang ayah Raja Salman, Raja Abdullah.
Fagham masuk ke Perguruan Tinggi Militer King Khalej pada 1989, dan lulus pada 1991.
Dia ditempatkan di Brigade Khusus sebelum dipindah ke Pasukan Pengawal Kerajaan.
Dia pernah menjadi perwira penghubung bagi prosesi resmi Raja Abdullah dan pengawalnya, dan kemudian mendampingi selama 10 tahun.
Setelah Raja Abdullah wafat, Fagham mengambil sejumlah kursus spesialis pelindung keluarga kerajaan, dan kemudian menjadi pengawal Raja Salman.
2. Dipandang sebagai " Malaikat Pelindung" Raja Salman
Selama bertugas, Jenderal Abdelaziz al-Fagham mendapat rasa hormat, dengan publik melihat jalinan ikatan khusus antara dia dengan Raja Salman.
Beberapa kali dia terekam kamera dengan spontan memberikan bantuan tanpa sang raja memintanya.
Seperti kejadian pada 2017.
Saat itu, Fagham dengan sigap merapikan sepatu penguasa berusia 83 tahun itu ketika menerima tamu dalam kegiatan Pertemuan Arab Islam-Amerika di Riyadh.
Dalam satu kejadian lain ketika Raja Salman berkunjung ke Moskwa, Rusia, eskalator yang biasa dipakai raja tiba-tiba tak berfungsi.
Fagham dengan cepat membantu Raja Salman, dengan pengamat menyatakan aksinya menunjukkan betapa dia sangat sigap dan waspada ketika dibutuhkan.
Selain itu, dia begitu familiar karena tubuh tinggi dan ramping, serta otot muka yang tegas tanpa jenggot ketika bertugas di samping raja.
"Dia menghabiskan seluruh kepemimpinannya dengan kejujuran, dedikasi, dan rasa hormat," kata Menteri Negara Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir dikutip Arab News.
3. Pejabat dan Netizen Saudi Ucapkan Belasungkawa
Kematian Mayor Jenderal Abdelaziz al-Fagham, pengawal pribadi Raja Salman bin Abdulaziz mengejutkan publik Arab Saudi.
Banyak yang tidak mengira sosok pengawal raja paling terkenal di Arab Saudi itu tewas dalam insiden penembakan saat sedang tidak bertugas.
Kabar meninggalnya Fagham tak pelak menuai ucapan belasungkawa dari para pejabat hingga pengguna media sosial di Arab Saudi.
Di media sosial Twitter, tagar nama sang pelindung raja yang ditulis dalam huruf Arab, sempat memuncaki trending di Arab Saudi, dengan hampir 200.000 twit.
Ucapan belasungkawa datang di antaranya dari penasihat senior Pengadilan Kerajaan Saudi, Turki al-Sheikh, yang menuliskan, "Semoga kau beristirahat dalam damai, pahlawan..."
Menteri Kesehatan Saudi, Tawfiq al-Rabiah, juga menuliskan ucapan belasungkawa dan doa untuk mendiang Fagham di akun Twitter miliknya.
Sementara Duta Besar Arab Saudi untuk Uni Emirat Arab, Turki bin Abdullah al-Dakhil menyebut bahwa Fagham adalah sosok pahlawan dan patriot.
"Abdelaziz al-Fagham hidup sebagai pahlawan, dan patriot, mencintai negara dan rajanya. Seorang putra yang tepat untuk kepemimpinannya... seluruh Arab Saudi berduka atas kepergiannya," tulisnya di Twitter.
Seorang pengusaha asal Uni Emirat Arab, Hassan Sajwani, turut menyampaikan belasungkawa atas kepergian Fagham.
Dia pun menyebut sang pengawal sebagai sosok pemberani.
Diberitakan sebelumnya, pengawal pribadi Raja Salman bin Abdelaziz telah tewas akibat luka tembak yang didapatnya saat terlibat perselisihan dengan seorang teman.
Fagham meninggal setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.
Selain sang pengawal, insiden penembakan yang terjadi di kediaman salah satu kenalan Fagham di Jeddah, pada Sabtu (28/9/2019) malam itu juga melukai tujuh orang lainnya.
Dua korban luka adalah penghuni kediaman tempat terjadinya insiden, sementara lima lainnya adalah petugas polisi yang terluka setelah terlibat baku tembak dengan pelaku penembakan, yang diidentifikasi sebagai Mamdouh bin Meshaal al-Ali.
Pelaku penembakan tewas ditembak polisi saat melawan petugas setelah menolak untuk menyerah.
Polisi kini masih menyelidiki kasus ini untuk mengetahui penyebab perselisihan yang berujung aksi penembakan yang menyebabkan kematian.
Sementara pihak keluarga al-Fagham mengatakan upacara pemakaman telah dilakukan pada Minggu (29/9/2019) malam.
Jenazah disholatkan di Masjidil Haram, Mekkah, selepas isya dan dikuburkan di pemakaman Al-Adl.
Fagham merupakan pengawal raja yang paling dikenal masyarakat Arab Saudi karena kerap terlihat berada tak jauh dari Raja Salman dalam setiap kegiatannya, baik di dalam maupun luar negeri.
Dia telah menjadi pengawal raja sejak masa Raja Abdullah, raja Saudi sebelum Salman bin Abdulaziz.
Fagham bahkan mendapat julukan "Malaikat Pelindung Sang Penguasa Saudi".
Baca: SD Blang Makmur Kuala Batee Abdya Jadi Langganan Banjir Luapan, Ini Harapan Masyarakat
Baca: Jelang Pelantikan, Kader Muda Partai Aceh Ingatkan Anggota DPRA Terpilih
Baca: Jadwal MotoGP Thailand 2019, Peluang Marc Marquez Kunci Gelar Juara Dunia
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Jenderal Abdelaziz al-Fagham, Pengawal dan "Malaikat Pelindung" Raja Salman yang Tewas Ditembak"
Penulis : Ardi Priyatno Utomo