Pupuk Langka

Pupuk Bersubsidi Langka di Abdya, Pertumbuhan Awal Padi MT Gadu Terancam Terganggu

Peristiwa ini dikeluhkan para petani lantaran tanaman padi Musim Tanam (MT) Gadu 2019 mulai memasuki pemupukan awal.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ ZAINUN YUSUF
Pekerja sedang memuat ratusan ton pupuk bersubsidi, jenis NPK Phonska, ZA, SP-36, dan Organik di Gudang Penyangga Lini III PT Petro Kimia Gresik di Desa Keude Paya, Blangpidie, Rabu (27/2/2019). 

Laporan Zainun Yusuf I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Persediaan pupuk bersubsidi jenis Urea, NPK Phonska, SP-36 dan ZA kembali langka di kios-kios pengecer resmi di Kecamatan Blangpidie dan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Peristiwa ini dikeluhkan para petani lantaran tanaman padi Musim Tanam (MT) Gadu 2019 mulai memasuki pemupukan awal.

Area tanaman padi sudah berumur antara 15 sampai 20 hari, terutama di sebagian besar Kecamatan Blangpidie dan Susoh serta sebagian Kecamatan Jeumpa dan Setia.

Pemupukan awal jenis pupuk ZA, NPK Phonska dan SP 36 sangat dibutuhkan agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu.

“Saya sudah datangani seluruh kios pengecer di Blangpidie, ternyata semua jenis pupuk bersubsidi tak tersedia,” kata Iskandar salah seorang petani Desa Keude Siblah, Blangpidie kepada Serambinews.com, Senin (30/9/2019).

Kondisi yang sama juga terjadi pada kios-kios pengecer resmi di Kecamatan Susoh.

Baca: Begini Penyelesaian Soal Jalan Diblokir Warga di Kecamatan Langkahan Aceh Utara

Baca: Peringati Peristiwa G30S PKI, Kodim Nagan Raya Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Baca: Senayan: Ikhtiar HRD untuk Dayah dan Rakyat Aceh

Karena kebutuhan sangat mendesak, sebagian petani membeli pupuk non-subsidi yang tersedia di pasaran dengan harga lebih mahal.

Seperti NPK non-subsidi seharga Rp 180.000 per sak isi 50 kilogram (kg).

Namun, menurut informasi beberapa petani sudah memilik stok pupuk bersubsidi yang dibeli sebelumnya untuk pemakaian saat ini.

Sebagai catatan bahwa kebutuhan pupuk bersubsidi di Kabupaten Abdya terdiri sembilan kecamatan disalurkan oleh dua distributor yang ditetapkan produsen pupuk.

PT Pertani (Persero) menyalurkan pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska, SP-36, ZA dan Organik ke kios pengecer resmi di enam kecamatan, yaitu Babahrot, Kuala Batee, Jeumpa, Blangpidie, Susoh dan Tangan-Tangan.

Sedangkan, untuk tiga kecamatan lainnya, Setia, Manggeng, dan Lembah Sabil ditetapkan sebagai penyalur (distributor) adalah PT Meuligoe Raya.

Penetapan kedua distributor tersebut merupakan kewenangan PT Petrokimia Gresik selaku produsen.

Kemudian, PT Meuligoe Raya juga ditetapkan sebagai distributor tunggal penyaluran pupuk bersubsidi jenis Urea, produksi PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) ke seluruh kecamatan atau sebanyak sembilan kecamatan di Abdya, sejak dari Babahrot sampai Lembah Sabil.

Beberapa pemilik kios pengecer resmi di Blangpidie dihubungi Serambinews.com, Senin (30/9/2019) menjelaskan, pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska, SP-36 dan ZA disalurkan PT Pertani pada Agustus lalu, termasuk Urea disalurkan PT Meuligoe Raya.

Memasuki September persediaan pupuk tidak tersedia lagi di kios pengecer.

Ketika pupuk bersubsidi tiba di kios, segera diserbu para petani sehingga dalam waktu satu dua hari bisa habis.

Pemilik kios mengakui setiap hari selama sepekan terakhir banyak petani meminta pupuk bersubsidi, namun tidak bisa dilayani lantaran tidak ada stok.

Sedangkan distributor dalam hal ini PT Pertani baru akan menyalurkan pupuk (NPK Phonska, SP-36 dan ZA) sekitar tanggal 3 Oktober.

Sementara pemilik kios di Kecamatan Setia menjelaskan distributor PT Meulogoe Raya menyalurkan pupuk bersubsi NPK Phonska, SP-36 dan ZA, Jumat pekan lalu, termasuk untuk Kecamatan Manggeng dan Lembah Sabil.

Sedangkan pupuk Urea disalurkan distributor pada Agustus lalu.

Tapi, hasil pantauan lapangan, persediaan pupuk bersubsidi di Kecamatan Setia, Manggeng dan Lembah Sabil tidak ada lagi, terutama jenis NPK Phonska.

Sedangkan pupuk bersubsidi jenis Urea, SP-36 dan ZA sangat terbatas terbatas.

Alokasi nyaris habis

Keterangan diperoleh Serambinews.com bahwa alokasi pupuk bersubsidi tahun 2019 pada distributor yang belum ditebus kepada produsen hanya tersisa sedikit lagi.

Alokasi pupuk yang nyaris habis membuat ribuan petani khawatir tidak bisa terpenuhi kebutuhan pemakaian pupuk tanaman padi MT Gadu 2019 dengan luas areal mencapai 10.289 hektare (ha) di semebilan kecamatan sejak Babahrot sampai Lembah Sabil.

Perwakilan PT Pertani di Abdya, Syafrizal dihubungi Serambinews.com, Jumat lalu menjelaskan, sedang mengajukan penebusan pupuk bersubsidi periode September-Oktober kepada produsen.

Terdiri atas 216 ton pupuk jenis NPK Phonska, 8 ton pupuk SP-36 dan 50 ton pupuk organik.

“Sedang menunggu penerbitan DO,” katanya.

Diperkirakan, sekitar 3 Oktober pupuk tersebut sudah disalurkan kepada 39 kios pengecer dalam enam kecamatan, Babahrot, Kuala Batee, Jeumpa, Blangpidie, Susoh dan Tangan-Tangan.

Syafrizal mengaku alokasi pupuk bersubsidi 2019 (NPK Phonska, SP-36 dan ZA) nyaris habis.

“Setelah penebusan kali ini, alokasi yang tersisa hanya sedikit lagi. Mudah-mudahan, di bulan Oktober mendapat tambahan alokasi dari provinsi,” katanya.

Sedangkan Perwakilan PT Meuligoe Raya di Abdya, Verry Gunawan dihubungi Serambinews.com juga mengaku kalau alokasi pupuk bersubsidi hanya tinggal sedikit lagi, setelah penyaluran ke kios pengecer pekan lalu.

Pekan lalu, disalurkan 144 ton pupuk NPK Phonska, 33 ton pupuk ZA dan 18 ton pupuk SP-36 kepada 11 kios pengecer di tiga kecamatan, Setia, Manggeng, dan Lembah Sabil.

Sedangkan pupuk subsidi jenis Urea sudah disalurkan Agustus lalu sebanmyak 140 ton kepada 51 kios pengecer di sembilan kecamatan sejak Babahrot sampai Lembah Sabil.

“Sisa alokasi NPK Phonska, SP36 dan ZA sekitar 1 sampai 2 ton per kios,” kata Verry. Akan halnya, sisa alokasi pupuk Urea juga terbatas.

Hal ini terjadi setelah ada pemotongan alokasi pupuk Urea sebanyak 500 ton dari jumlah alokasi Urea tahun 2019 sebanyak 2.000 ton.

PT Meuligoe Raya selaku distributor Urea di Kabupaten Abdya juga sangat mengharapkan adanya penambahan alokasi pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan pemakaian pupuk tanaman padi MT Gadu 2019.

Alokasi Urea, misalnya, minimal bisa dikembalikan alokasi yang telah diupotong sebanyak 500 ton.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved