Breaking News

Berita Aceh Singkil

Manfaatkan Limbah Cair Kelapa Sawit sebagai Pupuk, ASN di Aceh Singkil Ini Sukses Budidayakan Cabai

Kuatno tercatat sebagai aparatur sipil negera (ASN) di Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Aceh Singkil.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Kuatno (dua kiri) PNS di Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Aceh Singkil, budidayakan cabai menggunakan pupuk limbah cair kelapa sawit, Rabu (2/10/2019) 

Laporan Dede Rosadi | Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Kuatno tercatat sebagai aparatur sipil negera (ASN) di Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Aceh Singkil.

Namun pada waktu lenggang sepulang kantor dan hari libur, ia budidayakan cabai keriting dan cabai rawit.

Lokasi budidaya cabai di lahan tidur dekat rumahnya di Desa Sakub, Kecamatan Gunung Meriah.

Uniknya Pak Kuat, begitulah sapaan akrabnya manfaatkan limba cair kelapa sawit sebagai pupuk cabai yang ditanamnya.

Bukan sembarangan, penggunaan limbah cair kelapa sawit itu, berkat pengetahuaannya sebagai sarjana pertanian.

"Limbah cair kelapa sawit memiliki kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman, seperti NPK dan Mg," kata Kuatno, Rabu (2/10/2019).

Menurut Kuatno, NPK dan Mg merupakan unsur hara makro yang penting dan sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman.

"Unsur itu terutama dibutuhkan tanaman di areal tanah kritis atau gersang yang minim unsur hara," tukasnya.

Hasilnya terbukti tanaman cabai milik Kuatno tumbuh subur.

Manfaat limbah dari pabrik kelapa sawit pernah dibuktikan Serambinews.com, sekitar enam tahun lalu ketika budidayakan cabai keriting di lahan rawa.

Tetapi bukan limbah cair yang digunakan, melainkan limbah solid (lumpur). Tanah rawa yang becek setelah dicampur limbah solid menjadi berkurang kadar airnya.

Lebih dari itu batang cabai tumbuh lebih besar serta daunnya lebar dibanding biasanya.

Baca: RRI Takengon Luncurkan Program Kentongan Radio Tanggap Bencana

Baca: Dua Terdakwa Kasus Pembunuhan Anak dengan Racun Tikus Jalani Sidang Pamungkas

Baca: Ini Ormas yang Deklarasi Perempuan Dilarang Berkeliaran Malam tanpa Didampingi Mahram

Kembali pada budidaya cabai yang dilakukan Kuatno. Ia menanam sekitar 5.500 batang dengan pupuk limbah cair kelapa sawit.

Waktu penanaman tidak sembarangan. Kuatno menghitung agar cabai yang ditanamnya bisa masuk masa panen Desember. Alasanya pada bulan itu, harga cabai mahal.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved