Nelayan Aceh di Myanmar

Jamaluddin, Pawang KM Bintang Jasa Bertemu Staf KBRI Yangon

Jamaluddin ditangkap bersama dengan 15 awak kapal lainnya. Kapal nelayan tersebut mati mesin sehingga terbawa arus ke perairan Myanmar.

Penulis: Seni Hendri | Editor: Yusmadi
zoom-inlihat foto Jamaluddin, Pawang KM Bintang Jasa Bertemu Staf KBRI Yangon
For Serambinews.com/Kolase
Anggota DPRA asal Kabupaten Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan, Jamaluddin, pawang Kapal Motor (KM) Bintang Jasa, yang ditahan di penjara wilayah Kawthoung, Myanmar, Kamis (3/10/2019) siang, bertemu dengan Staf KBRI Yangon Bidang Fungsi Protokol dan Konsuler, Cahya Pamengku Aji.

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur  

SERAMBINEWS.COM, IDI -- Anggota DPRA asal Kabupaten Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky melaporkan bahwa Jamaluddin, pawang Kapal Motor (KM) Bintang Jasa, yang ditahan di penjara wilayah Kawthoung, Myanmar, bertemu dengan Staf KBRI Yangon Bidang Fungsi Protokol dan Konsuler, Cahya Pamengku Aji, Kamis (3/10/2019) siang.

Staf KBRI menjenguk Jamaluddin setelah selesai mengurusi jenazah Zulfadli, pawang KM Troya, yang meninggal beberapa hari yang lalu.

"Sekarang mereka masih di Kawthoung. Jarak wilayah Kawthoung dengan Yangon untuk perjalanan darat sekitar 30 jam,” kata Al-Farlaky, Kamis (3/10/2019) usai berkomunikasi dengan pihak KBRI Yangon.   
Kata Iskandar, Jamaluddin ditangkap bersama dengan 15 awak kapal lainnya. Kapal nelayan tersebut mati mesin sehingga terbawa arus ke perairan Myanmar.

Ke-15 orang awak kapal dilepaskan setelah mendapat pengampunan.

Namun Jamaluddin selaku pawang kapal masih ditahan sampai kini. Ia ditahan sejak tanggal 6 November 2018 lalu.

Berbagai upaya pembebasan pawang kapal nelayan asal Aceh Timur telah dilakukan pihaknya, termasuk menyurati Kemlu RI dan KBRI di Yangon.

Iskandar sendiri masih sangat instens berkomunikasi dengan pihak KBRI di Yangon, yang kini berada di Kawthoung baik untuk proses pemulangan jenazah Zulfadli maupun upaya pembebasan Jamaluddin.

Iskandar yang kenal aktif mengadvokasi nelayan asal Aceh Timur itu, menambahkan, Staf KBRI telah berhasil bertemu Jamaluddin di kantor di Kawthoung dengan didampingi aparat setempat selevel Polres di Indonesia.

Pertemuan itu setelah mendapat izin dari Pemerintah Myanmar di Nay Pyi Taw.

“Berdasarkan foto yang saya dapatkan dari pihak KBRI, pertemuan ini dengan penuh haru dan didampingi pihak kepolisian setempat. Pihak KBRI juga merespon baik permintaah kita agar menggunakan kekuatan diplomasi untuk membebaskan Jamaluddin, sebab dia tidak sengaja masuk ke perairan Kawthoung,” ujar mantan Sekjend BEM UIN Ar-Raniry ini.

Baca: Innalillahi, Nelayan Aceh yang Ditangkap Angkatan Laut Myanmar Meninggal, Begini Proses Pemulangan

Baca: Tertidur Saat Pelantikan DPR RI, Lora Fadil Mengaku Tidak Sempat Tidur Semalaman

Baca: Dokter Spesialis di Kursi DPRA  

Iskandar Menambahkan, pada Kamis (3/10/2019) malam, pihak Protokol dan Konsuler KBRI juga mengundang aparat keamanan disana bersama jaksa wilayah, kepala penjara, kepala kepolisian, kepala rumah sakit, tokoh agama Islam, dan pejabat terkait lainnya yang telah membantu pengurusan jenazah almarhum Zulfadli, sekaligus membicarakan upaya membantu Jamaluddin yang masih ditahan.   

Sebagaimana diketahui, Anggota DPR Aceh, Iskandar Usman Alfarlaky mengungkap fakta baru soal nelayan Aceh Timur yang ditangkap aparat kepolisian Myanmar beberapa waktu lalu.

Menurutnya, para nelayan itu diciduk bukan karena mencuri ikan di negara itu.

"Mereka hanyut karena kapal yang mereka tumpangi kerusakan mesin. Jadi, mereka masuk ke perairan Myanmar bukan untuk mencuri ikan," ungkap Iskandar di Banda Aceh, Selasa (13/11/2018) dalam sidang paripurna DPRA dihadapan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved