Berita Aceh Timur
Innalillahi, Nelayan Aceh yang Ditangkap Angkatan Laut Myanmar Meninggal, Begini Proses Pemulangan
Nelayan Aceh Timur yang diamankan angkatan laut Myanmar pada 6 Februari 2019, karena tuduhan illegal fishing, meninggal dunia.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Safriadi Syahbuddin
Innalillahi, Nelayan Aceh yang Ditangkap Angkatan Laut Myanmar Meninggal Dunia, Begini Proses Pemulangan
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI – Zulfadli, tekong Kapal Motor (KM) Troya asal Idi, Aceh Timur yang diamankan angkatan laut Myanmar pada 6 Februari 2019, karena tuduhan illegal fishing, meninggal dunia.
Kabar meninggalnya Zulfadli disampaikan Kabid Linjamsos Dinsos Aceh Timur, Saharani SAg MA, kepada Serambinews.com, Rabu (2/10/2019) malam.
Pihaknya juga sudah menyampaikan kabar duka tersebut kepada pihak keluarga di Gampong Tanjong, Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Zulfadli dikabarkan meninggal pada Minggu, 29 September 2019.
"Kami juga sudah menyampaikan bahwa jenazah sudah difardukifayahkan, dan dalam proses pemulangan dari Kawthaung ke Yangon, Myanmar,” kata Saharani.
Plt Gubernur Aceh, menurut Saharani, sudah memerintahkan Dinsos Aceh untuk menangani proses pemulangan jenazah.
Termasuk menanggung sepenuhnya biaya pemulangan jenazah almarhum sampai kampong halaman.
Baca: Kakinya Terlilit Tali Saat Pasang Rumpon di Laut, Nelayan Aceh Timur Ditemukan Meninggal Dunia
Baca: Kisah Tiga Nelayan Aceh Terdampar di Malaysia, Lima Hari di Laut Diabaikan Kapal Kontainer
Baca: VIDEO - 2 Nelayan Aceh Timur Masih Ditahan di Myanmar, Keluarga Tak Bisa Berkomunikasi Sejak 6 Bulan
Sekretaris Panglima Laot Lhok Idi, Sulaiman AB dan Bendahara H Saini, kepada wartawan juga mengatakan sudah menerima kabar meninggalnya Zulfadli dari Dinsos Aceh.
Sementara itu, anggota DPRA Aceh asal Aceh Timur, Iskandar Usman Alfarlaky SHI, mengatakan proses pemulangan jenazah sudah ditangani oleh pihak KBRI di Yangon.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Bapak Aji staf protokol dan konsuler KBRI di Yangon," kata Iskandar via sambungan telepon.
Berdasarkan informasi dari staf protokol dan konsuler KBRI Yangon, kata Iskandar, Zulfadli, dibawa ke RSUD Kawthaung, Minggu 29 September 2019 malam.
“Dari hasil otopsi dokter bahwa almarhum meninggal karena gagal jantung. Almarhum meninggal pukul 22.50 waktu setempat,” kata Iskandar.
Staf KBRI, tambah Iskandar, mendapatkan kabar terkait meninggalnya Zulfadli, saat mereka dalam perjalanan dari Yangon, ke Khawtaung.