Rusuh di Papua
Warga Aceh di Wamena Tiba di Malang, Friska: Kos Kami Dibakar, Motor Hangus, Cuma Bawa Baju Seadanya
Empat warga Lawe Sigala Timur, Lawe Sigala-Gala, Aceh Tenggara yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua sudah tiba di Malang.
Warga Aceh di Wamena Tiba di Malang, Friska: Kos Kami Dibakar, Motor Hangus, Cuma Bawa Baju Seadanya
SERAMBINEWS.COM, MALANG - Empat warga Lawe Sigala Timur, Lawe Sigala Gala, Aceh Tenggara yang menjadi korban saat kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua.
Keempat warga Aceh tersebut adalah Friska Sitohang (30), Natael Gultom (3,5), Nasya (8 bulan), dan Trisesi Sitohang (26).
Mereka sudah tiba di Malang dan kini dalam pendampingan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Malang.
Dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com dari ACT Aceh, Kamis (3/10/2019) disebutkan, mereka tiba di Malang hari Rabu (2/10/2019) menggunakan pesawat Hercules.
“Mereka dalam kondisi sehat, tetapi masih kebingungan,” kata Humas ACT Aceh, Zulfurqan mengutip keterangan yang disampaikan Kepala Cabang ACT Malang, Diki Taufik Sidik.
Sebenarnya pesawat yang mereka tumpangi bertujuan menjemput warga Jawa Timur.
Akibat panik, mereka naik pesawat demi bisa keluar dari Wamena.
Oleh pemerintah di Malang meminta ACT Malang mendampingi mereka agar bisa pulang ke kampung halaman.
Mereka pun ditempatkan di MES Dinas Sosial Malang sebelum dipulangkan ke Aceh.

Friska saat dihubungi Zulfurqan menuturkan, mereka sudah menetap di Wamena sejak 2013.
Sementara itu, suaminya, Apner Gultom (33), seorang PNS di Diaspora Wamena masih berada di sana.
“Kami berempat nyelip ke pesawat yang ada. Pokoknya waktu itu yang penting kami bisa keluar Papua," kata Friska.
“Suami saya PNS disana, dia masih ada di sana. Kami pulang karena benar-benar gak ada lagi yang bisa saya harapkan di sana. Kos kosan kami dibakar, motor kami hangus sudah. Kami hanya bawa berkas-berkas penting dan baju seadanya,” tambahnya.
Ia menceritakan, saat terjadinya kerusuhan mereka bersembunyi di dalam rumah.
Sedangkan massa sudah mengelilingi area tempat tinggal mereka.
Akhirnya mereka bisa keluar rumah karena dijemput polisi yang sedang berpatroli.
“Kami bersembunyi di dalam rumah, takut keluar, nantinya kami dibunuh, dibacok,” ucapnya.
Baca: Cerita Rahmatia Selamat Saat Rusuh Wamena, Bersembunyi di Kandang Babi, Rumahnya Dibakar Massa
Baca: Dokter asal Aceh tak Bisa Bawa Istri dan Dua anaknya dari Puncak Jaya Papua ke Aceh, Ini Sebabnya
Baca: 8 Fakta Dokter Soeko Tewas Dalam Kerusuhan di Wamena, Mengabdi di Papua dan Dekat dengan Masyarakat
Sampai saat ini ia masih bisa berkomunikasi dengan suaminya. Ia dan suaminya berpisah di Bandara Wamena.
Ketika itu ibu-ibu dan anak-anak diprioritaskan lebih dulu dipulangkan.
Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail mengatakan, ACT Aceh sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Aceh untuk memulangkan warga Aceh Tenggara itu.
“Tadi malam saya dapat kabar kalau Plt Gubernur Aceh Pak Nova Iriansyah sudah meminta Dinas Sosial Aceh menjemput mereka,” ucapnya.
Ia menambahkan, penyelesaian konflik di Wamena saat ini merupakan tanggung jawab bersama.
Karenanya segala pihak perlu bersinergi kuat menyelesaikan konflik di sana. Apalagi sekitar 10.000 orang sudah mengungsi.
“Tentunya, kondisi pengungsi harus kita perhatikan bersama agar kondisi kesehatan mereka terjaga, kebutuhan konsumsi tercukupi, serta bagaimana memikirkan keadaan mereka yang dibakar tempat tinggalnya di Wamena,” ujarnya.(*)
BACA JUGA BERITA POPULER
Baca: Siswa Meninggal Usai Dihukum Guru, Ini 7 Faktanya: Disuruh Berdiri di Panas hingga Lari 20 Keliling
Baca: Viral Pemuda Dikepung Kabut Gas Air Mata Pegang Bendera, Ini Alasan Polisi Tangkap Pemuda dalam Foto
Baca: Ini Tiga Tokoh yang tidak Setuju Presiden Jokowi Terbitkan Perppu KPK Beserta Alasannya
Baca: 6 Informasi Terkini soal Pendaftaran CPNS 2019, Pengumuman Akhir Bulan Ini