Pembeli Emas Bawa Timbangan, Cerita Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan
Selain emas, warga juga menemukan benda bersejarah lainnya seperti keramik, guci, dan kendi
Hirmeyudi, ketua Komunitas Pecinta Antik dan Kebudayaan Sriwijaya (Kompaks) mengatakan ada perbedaan barang temuan di Sungai Musi Palembang dan Kecamatan Cengal, OKI.
Menurutnya barang yang ditemukan di Cengal diduga berasal dari abad ke-6 di zaman Dinasti Tang.
Sedangkan barang di Sungai Musi, diperkirakan berasal dari abad ke-12 hingga 13 para masa Dinasti Ming.
Tak hanya itu, di Sungai Musi juga ditemukan barang dari abad ke-18 pada masa Dinasti Qing serta patung berbahan perunggu dan tanah liat tanpa kepala.
Menurut Hirmeyudi ada kemungkinan patung-patung tersebut dipenggal kepalanya saat Kesultanan Palembang Darussalam.
Baca: Daftar Ponsel 3 Kamera Murah Harga Rp 1 Jutaan, Ada Samsung Hingga Vivo, Cek Spesifikasinya
Patung yang dipenggal tersebut kemudian dibuang ke Sungai Musi.
Sementara untuk koin emas baik yang ditemukan di Cengal dan Sungai berbentuk sama, yakni koin beraksara China.
"Sudah dari dulu pencarian ini sudah ramai. Memang pesisir pantai timur Sumatera kaya akan temuan barang peninggalan seperti itu," jelasnya.
Gambut berusia 3.000 tahun
Kepala Balai Arkelogi Sumsel Budi Wiyana mengatakan dari hasil penelitian, diketahui gambut di Kecamatan Air Suguhan, OKI berusia sekitar 3.000 tahun dan berusia sama dengan masa Kerajaan Sriwijaya.
Baca: Haikal Hassan Ungkapkan Hukum Buzzer Bayaran dalam Islam: Saya Bersumpah demi Allah, Bang
Selain di Air Sugihan, penelitian juga dilakukan di Kecamatan Tulung Selapan.
Di kecamatan tersebut banyak ditemukan tiang-tiang rumah sekaligus peralatan dapur berupa gerabah dan keramik.
Setelah dilakukan penanggalan, diketahui kayu tiang rumah di lokasi tersebut telah berdiri sejak masa Kerajaan Sriwijaya.
"Kita juga meneliti di Desa Karang Agung OKI. Ternyata di sana telah ada permukiman pada abad ke 4. Ini dipastikan dari tiang rumah dan gerabah yang ditemukan di sana," kata Budi.
Hal tersebut dikuatkan dengan penemuan tulang hewan serta ikan yang terkubur di bawah tiang rumah.