Kisah Algojo yang Membunuh Orang PKI Usai G30S, Tangan Gemetar hingga Mual-Mual

Chambali saat itu adalah Ketua Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Kecamatan Rengel, Tuban, Jawa Timur, pada tahun 1964-1967.

Editor: Amirullah
Pixabay.com
(Ilustrasi) Chambali menceritakan kesaksiannya saat menjadi algojo untuk menghabisi orang-orang PKI di Tuban, Jawa Timur 

Chambali juga menegaskan bahwa tidak suka dengan cara orang-orang PKI menistakan para ulama panutannya.

Tak hanya itu, Chambali juga merasa yakin bahwa dari sekian banyak pemuda di daerah Rengel, hanya dirinyalah yang berani jadi eksekutor, membantai orang PKI.

Chambali menganggap urusan dengan PKI bukan cuma perbedaan ideologi, melainkan mirip perang agama.

"Membunuh atau dibunuh. Kalau mereka tidak dibunuh sekarang, besok mereka yang akan membunuh kami. Merusak agama kami," katanya.

Sebelum G30S/PKI Pecah, Sosok Misterius Kirimi Soeharto Patung, Bu Tien Dibawa ke Tempat Rahasia

Bikin Video Adu Domba TNI dan Polri hingga Sebut 22 Mei Ulang Tahun PKI, Pria Ini Ditangkap Polisi

Chambali mengaku membunuh anggota PKI bersama-sama dengan anggota organisasi pemuda lainnya, seperti Pemuda Muhammadiyah dan pemuda Barisan Rakyat (Banra), organisasi afiliasi Partai Nasional Indonesia.

Diceritakan olehnya, para pemuda tersebut selalu dipanggil setiap kali ada jadwal eksekusi.

Eksekusi dilakukan biasanya pada malam hari seusai waktu salat Isya.

Diakui oleh Chambali bahwa sebelumnya telah ada jadwal eksekusi sekaligus nama-nama calon korban dari kantor kecamatan yang diberi komando resor militer.

Chambali menceritakan pada malam pertama tidak langsung menjadi eksekutor.

"Saya ingat kami diajak rombongan Musyawarah Pimpinan Kecamatan Rengel menuju sebuah perbukitan", kata Chambali.

Chambali diajak di perbukitan yang berada di Jurang Watu Rongko, sekitar tiga kilometer arah barat Kota Kecamatan Rengel.

Lokasinya yang berada di hutan dengan kondisi gelap jauh dari pemukiman.

Saat tiba di lokasi, Chambali melihat sudah ada puluhan orang berjejer di tepi jurang dengan tangan terikat di belakang.

Pierre Tendean, Korban G30S/PKI yang Gugur di Usia Muda Demi Jenderal AH Nasution

Setelah itu, Chambali dan temannya berbaris.

Beberapa menit kemudian, Chambali menuturkan seseorang datang kemudian berbicara cukup lantang.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved