Berita Aceh Tengah
Ribuan Liter Racun Rumput Terjual, Dampak Isu Kopi Gayo Mengandung Bahan Kimia tak Pengaruhi Petani
Diperkirakan, perbulan mencapai ribuan liter herbisida berbagai merk yang digunakan sebagai racun rumput laku terjual, di daerah penghasil kopi
Penulis: Mahyadi | Editor: Nurul Hayati
“Terkadang, saya juga sering menyarankan kepada petani yang membeli herbisida di toko ini, kalaupun harus menggunakan herbisida, pakai yang kadarnya glyphosatenya rendah,” ujarnya.
Bagi sebagian petani, lebih memilih menggunakan herbisida karena proses kerjanya cepat serta tidak membutuhkan banyak tenaga.
Jika dibandingkan membersihkan lahan secara manual, dengan cara dicangkul maupun dibabat menggunakan mesin.
“Kami sebagai pedagang, tidak egois harus menjual herbisida dengan kadar glyphosate tinggi. Makanya, kami juga sering sarankan pakai yang dosis rendah saja,” akunya.
Pedagang pupuk lainnya menyebutkan, rata-rata pembeli herbisida merupakan petani yang tidak tergabung di koperasi-koperasi organik.
“Kalau petani yang tergabung di koperasi kan dilarang pakai herbisida. Tapi kan tidak semua petani, ikut di koperasi sehingga sebagian masih tetap menggunakan herbisida,” ujarnya.
• Bupati Nagan Raya Serahkan Dokumen KEK-KIT ke Plt Gubernur Aceh, Tiga Kepala Daerah Mendukung
Sementara itu, herbisida yang dijual di sejumlah toko pupuk di Kota Takengon, ada beragam merek dan jumlah mencapai puluhan.
Ada yang memiliki kadar glyphosate tinggi ada juga yang kadarnya rendah.
Harga yang dijual untuk merek tertentu berkisar mulai harga Rp 65 ribu hingga Rp 85 ribu/botol.
Untuk kadar glyphosate tinggi, rumput akan mati sekitar dua pekan setelah dilakukan penyemprotan.
Untuk mempercepat, rumput mati terkadang para petani mencampur dengan beberapa jenis zat kimia lain.
Termasuk diaduk dengan pupuk.
“Kalau tidak dicampur dengan zat lain, butuh waktu dua minggu baru daun rumput menguning. Tapi kalau dicampur, tidak sampai seminggu rumput mati,” ujar salah seorang petani yang ditemui Serambinenws.com di salah satu toko pupuk di Kota Takengon. (*)
• Zeky Bako, Pemuda Subulussalam yang Disebut Andhika ‘Pulen Banget’ Kembali Diundang KDI