Berita Bireuen

Proses Belajar Mengajar di MIN 12 Bireuen Terkendala, Ini Permasalahannya

Proses belajar mengajar di MIN 12 Bireuen terganggu karena ruang belajar terbatas. Sementara jumlah murid mencapai 350 orang.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Sejumlah murid MIN 12 Bireuen sedang belajar di gedung utama di Desa Pulo Kiton, Kota Juang Bireuen. 

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM - Proses belajar mengajar di MIN 12 (MIN Bireuen) sejak Juli lalu sampai sekarang mengalami kendala disebabkan ruang belajar terbatas dibandingkan dengan jumlah murid madrasah tersebut yang mencapai 350 orang. Terbatas ruangan saat ini  ditempuh dengan kebijakan   sebagian siswa terpaksa belajar sore dan menempati ruang kecil.

Kepala MIN 12 Bireuen, Novera Kusumawati Putri M Ag kepada Serambinews.com, Sabtu (19/10/2019) mengatakan, kekurangan ruang belajar dialami sejak 15 Juli lalu karena ruangan belajar di Simpang Empat Bireuen tidak bisa ditempati lagi karena sudah menjadi milik salah satu yayasan di Bireuen sebagaimana keputusan hukum.

Sejak saat itulah murid MIN Bireuen mengalami kesulitan ruang belajar karena jumlah ruangan belajar yang hanya  13 RKB, sedangkan rombongan belajar (rombel) mencapai 34 rombongan mulai dari kelas I sampai kelas VI.

Komite madrasah bersama guru melakukan upaya  membangun ruang belajar di  Lhok Awe, Kuala, namun masih terbatas hanya tiga ruangan darurat.

Dirincikan, di gedung induk Pulo Kiton hanya terdapat enam ruangan digunakan pagi dan sore untuk  kelas I dan VI, kemudian ruang belajar di Lhok Awe untuk murid kelas II dan III belajar sore dan kelas IV dan V belajar pagi.

Dibandingkan dengan jumlah murid dan ruangan tersedia, maka terjadi kekurangan enam ruangan belajar, komite dan wali murid telah berupaya membangun ruang sederhana di Lhok Awe juga masih kurang.

“Ruangan belajar di Lhok Awe juga kecil agar seluruh murid dapat belajar baik pagi maupun sore,” ujarnya.

Komite dan wali murid mengharapkan  adanya perhatian pemerintah agar dapat membangun gedung baru sehingga proses belajar mengajar berjalan normal dan tidak ada murid yang belajar sore.

“Belajar sore walaupun waktunya sama dengan pagi, tapi kurang efektif,” ujarnya.(*)

Kecelakaan di Tol Lampung, Satu Keluarga Meninggal Terbakar, 2 Bocah Selamat Meski Wajah Penuh Darah

Sirajus Sabila, Juara Tartil Quran yang Bercita-cita Menjadi Ustazah

Ini Jumlah Formasi CPNS yang Diusulkan Pemkab Aceh Utara ke Kemenpan

VIRAL Video Pemakaman Tak Lazim: Perabotan Rumah hingga Motor Ikut Dimasukkan dalam Kubur

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved