Kabinet Jokowi Maruf Amin

Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Hidayat Nur Wahid: Untuk Apa 2 Capres Kalau Ujung-ujungnya Satu Juga

"Ngapain kemarin kompetisi ada dua capres kalau ujung-ujungnya hanya satu juga (hanya koalisi, tak ada oposisi)," kata Hidayat Nur wahid.

KOMPAS.COM/IHSANUDDIN/KRISTIAN ERDIANTO
Kiri: Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2019). Ia datang bersama Waki Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo. Keduanya kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang. Kanan: Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2019). 

Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Hidayat Nur Wahid: Untuk Apa 2 Capres Kalau Ujung-ujungnya Satu Juga

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Hidayat Nur Wahid menyebut, partainya akan tetap menjadi oposisi pemerintah selama lima tahun ke depan.

Keputusan ini, kata Hidayat, karena PKS ingin menyelamatkan kehidupan berdemokrasi.

"Ngapain kemarin kompetisi ada dua capres kalau ujung-ujungnya hanya satu juga (hanya koalisi, tak ada oposisi)," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2019).

"Ya berkompetisi itu ada konsekuensinya, jadi kami ingin menyelamatkan demokrasi," tambahnya.

Hidayat mengatakan, ada tiga hal besar yang membuat PKS tak ingin bergabung ke pemerintah.

Pertama, PKS ingin konsisten dengan sikapnya selama ini. Hal ini disebut Hidayat sebagai rasionalitas berpolitik.

"Rasional dalam berpolitik adalah ada kompetisi, yang menang silahkan memimpin, yang kalah ya di luar," ujarnya.

Kedua, PKS ingin konsisten atas sikap politiknya.

PKS melalui Majelis Syuro sudah memutuskan untuk berada di luar pemerintahan.

Erick Thohir Jadi Menteri Kabinet Kerja Jokowi-Maruf Amin, Bos Mahaka Ini Siap Tinggalkan Bisnis

Prabowo Subianto Datangi Istana Berkemeja Putih, Bakal Jadi Menteri Pertahanan?

Sandiaga & Fadli Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo & Edhy Prabowo Kandidat Kuat di Kabinet Jokowi

Jelang Pelantikan, Kabinet Baru Jokowi Viral di WhatsApp: AHY hingga Najwa Shihab, Ini Daftarnya

Alasan ketiga, PKS juga mempertimbangkan suara konstituen.

Mayoritas pendukung PKS, kata Hidayat, ingin partai pimpinan Sohibul Iman itu tetap menjadi oposisi.

Sebagai partai oposisi, PKS berkomitmen untuk menjadi alat kontrol pemerintah.

Apalagi, berdasar survei, tidak kurang dari 60 persen rakyat masih ingin adanya check and balance pemerintah oleh DPR.

Hidayat yakin, meski Gerindra bakal bergabung ke pemerintah, partainya tidak akan sendirian menjadi oposisi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved