Serah Jabatan Menteri Pertahanan ke Prabowo, Ryamizard Pesan soal Bela Negara dan Ancaman Khilafah
Ia berharap sejumlah program itu dilanjutkan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan yang baru.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan periode 2014-2019 Ryamizard Ryacudu menyampaikan sejumlah program yang telah digagas kementeriannya.
Ia berharap sejumlah program itu dilanjutkan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan yang baru.
Hal itu diungkapkan Ryamizard saat memberikan sambutan dalam acara kenal pamit seusai serah terima jabatan (Sertijab) Menteri Pertahanan di Gedung AH. Nasution, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019).
"Jadi yang pertama kita lakukan, Bapak Prabowo, adalah masalah bela negara. Karena masalah bela negara itu sangat penting," ujar Ryamizard.
Ryamizard menuturkan, dirinya menginisiasi program bela negara sejak awal 2014.
Saat program tersebut diguliarkan, muncul pro dan kontra di tengah masyarakat.
Lantas Ryamizard bercerita pernah dipanggil Presiden Joko Widodo.
Presiden meminta Ryamizard melakukan sosialiasi program bela negara dan menetapkan dasar hukumnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan, hingga Juli 2019 telah program bela negara telah menghasilkan 83.458.532 kader.
Selain itu, Kemhan telah menandatangani MoU dengan 12 kementerian/lembaga, 39 perguruan tinggi dan 37 ormas untuk secara sinergi menyelenggarakan Pembinaan Kesadaran Bela Negara.
"Pada akhir September 2014 saya mulai menyuarakan bela negara. Orang ribut. Ada kontra dan ada yang tidak kontra, eggak apa-apa," ucap Ryamizard.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu kemudian menyinggung program latihan gabungan Trimatra.
Latihan gabungan antara TNI AU, AL dan AU ini bertujuan untuk menanggulangi ancaman terorisme.
Setelah itu Ryamizard menekankan soal masalah radikalisme, terutama ancaman dari kelompok ISIS dan kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan khilafah.
Ia mengatakan, saat ini paham radikalisme telah merasuk ke seluruh elemen masyarakat.
Mulai dari institusi TNI, Pegawati Negeri Sipil (PNS), lembaga pendidikan hingga BUMN.
"Saya sampaikan pada waktu di Mabes TNI ini sudah terpapar 3 persen. Bayangkan, dari jumlahnya berapa banyak, belum PNS dan mahasiswa, BUMN sendiri banyak," kata Ryamizard.
"Pokoknya sekarang kita mohon Pak Prabowo agar dilanjutkan dan jangan sampai meningkat lagi perkembangannya. Nah ini adalah pekerjaan rumah kita Pak Prabowo. Kita stop ini bertambahnya di TNI dan keluarga besar," ucapnya.
Seusai sertijab, Prabowo menungkapkan bahwa dirinya ditugaskan Presiden untuk memperkuat TNI dan menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
"Tugas yang diberikan Presiden ke saya adalah untuk ikut membantu, memperkuat TNI. Supaya kita bisa semuanya menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," ujar Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga berjanji akan melanjutkan program-program yang sudah dirintis Ryamizard Ryacudu dan membuat terobosan baru.
Namun ia tak menjelaskan secara spesifik terobosan apa yang akan ia buat dalam lima tahun ke depan.
"Dan saya akan sekuat tenaga melanjutkan apa yang sudah dirintis untuk mencari terobosan baru," kata Prabowo.
Selain Prabowo, hadir dalam acara tersebut mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Menko Polhukan Mahfud MD, mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Hadir pula Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beserta seluruh Kepala Staf TNI.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengungkap alasan mengapa memilih rivalnya di pilpres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan.
"Kita ini pengin membangun sebuah demokrasi gotong royong," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Jokowi menjelaskan, di Indonesia tidak ada yang namanya oposisi seperti di negara lain.
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi gotong royong.
Oleh karena itu, Jokowi tidak masalah rivalnya masuk kabinet.
Selain Prabowo, ada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo yang menjadi menteri kelautan dan perikanan.
"Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa, kenapa tidak," kata dia.
Jokowi menyebut Indonesia memang masih menuju pada sebuah proses demokrasi bernegara.
Namun ia melihat proses tersebut sudah menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan.
Lalu, kenapa Menhan yang diberikan ke Prabowo?
Jokowi mengaku mempertimbangkan rekam jejak Prabowo selama berkarir di TNI.
"Ya memang pengalaman beliau besar, beliau ada di situ," kata dia.
• Meski Gagal Tuntaskan Kasus Novel Baswedan, Ini Alasan Jokowi Pilih Tito Karnavian Jadi Mendagri
• Nikmah Sarkawi Konsen Lestarikan Tikar Khas Gayo
• Kanwil Kemenag Soal Rehab Madrasah, PUPR: Itu Amanah Presiden, Koordinasi Tetap Berjalan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Serahkan Jabatan Ke Prabowo, Ryamizard Pesan soal Bela Negara hingga Ancaman Khilafah",
Penulis : Kristian Erdianto