Hari Aksara
Sekda Aceh Tamiang Tutup Hari Aksara Internasional, Tahun Depan Giliran Pijay
Sekda Kabupaten Aceh Tamiang Basyaruddin dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya dan terima kasih kepada seluruh kepala dinas pendidikan se-Ace
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Hari Aksara Internasional ke-54 yang dipusatkan di Aceh Tamiang berakhir pada Jumat (25/10/2019).
Penutupan acara ini pun tak kalah meriah dari pembukaan pada Selasa (22/10/2019) lalu karena diselingi pengumuman pemenang seluruh kategori yang diperlombakan.
Sekda Kabupaten Aceh Tamiang Basyaruddin dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya dan terima kasih kepada seluruh kepala dinas pendidikan se-Aceh yang sudah berpartisipasi dan mendukung penuh.
“Harapan kami kepada pegiat pendidikan untuk terus belajar secara kreatif dan inovatif dengan mengasah kemampuan melalui media-media pendukung yang ada, sehingga kualitas sumber daya manusia akan terbentuk," kata Basyaruddin.
Dalam kesempatan itu diumumkan juga kalau puncak peringatan HAI ke 55/2020 akan digelar di Pidie Jaya.
Sebelumnya Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutannya di acara pembukaan pada Selasa (22/10/2019) lalu, menekankan kalau Hari Aksara Internasional ini sebagai momentum untuk memajukan dunia pendidikan Aceh.
Pemerintah Aceh sendiri disebutnya sudah menyusun sejumlah program untuk memberantas buta aksara dan menjadikan generasi carong (cerdas) yang bisa bersaing di tingkat nasional.
• Kini Jadi Menhan, Ternyata Prabowo Pernah Sekolahkan 35 Perwira ke Luar Negeri Pakai Uang Pribadi
• Mahasiswi Cantik Ini Sudah Jadi Relawan Kemanusiaan Sejak Usia Belasan Tahun
• Ketua BWI Aceh: Wakaf Dapat Dikelola Secara Produktif
"Tidak hanya bertekad berantas buta huruf, tapi ingin jadikan generasi muda Aceh sebagai anak cerdas (carong) agar bersaing di tingkat nasional," kata Nova.
Program yang sudah disiapkan itu antara lain penguatan keterampilan generasi muda melalui pendidikan vokasional hingga mengirim putra-putri terbaik Aceh untuk belajaruniversitas gergengsi di dunia.
Dia juga berharap dukungan Pemkab/kota dengan mengalokasikan angaran yang cukup bagi sektor pendidikan daerah.
Diungkapnya pula kalau sejauh ini pemberantasan buta aksara di Aceh sudah berjalan baik. Hingga tahun ini, tingkat buta aksara di Aceh tinggal tersisa 1,75 persen, terbanyak di pedesaan. Jika diukur secara nasional, Nova menyebut Aceh tergolong sukses memerangi buta aksara.
"Meski demikian, upaya menghapus buta aksara akan terus ditingkatkatkan," tekad Nova.(*)