Berita Aceh Barat Daya
Ini Penampakan Bunga Bangkai di Gunung Luboek Teumanggung Abdya yang Sudah Layu
Bunga jenis Amorphophallus itu sebelumya mekar dengan ketinggian sekitar 1 meter
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Bunga bangkai jenis Amorphophallus tumbuh di Gunung Luboek Teumanggung, Desa Babah Lhueng, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), ditemukan warga Minggu lalu, dilaporkan sudah layu.
Sebelumnya, bunga langka itu diperkirakan baru layu setelah berusia satu bulan sejak tumbuh.
Kenyataannya, bunga bangkai tersebut tidak bertahan lama atau setelah mekar hanya bertahan sekitar satu pekan, kemudian layu.
• Pengendara Motor Tendang Polantas Saat Razia, Tak Terima Diberhentikan, Sempat Tarik Menarik Sepmor

Informasi bunga bangkai di lereng Gunung Luboek Teumanggung, Blangpidie sudah layu dari diperoleh Serambinews.com dari Rafli, warga Desa Kuta Tinggi, penemu bunga bangkai tersebut, setelah melihat langsung ke lokasi.
“Bunga bangkai itu tampak sudah layu,” kata Rafli kepada Serambinews.com, Minggu (27/10/2019).
Bunga jenis Amorphophallus itu sebelumya mekar dengan ketinggian sekitar 1 meter, tampak kelopak bunga mulai jatuh ke permuakan tanah di lokasi tumbuh.
• MRI Pidie – ACT Aceh Selenggarakan Orientasi Relawan di Pidie
Dia tidak menyangka kalau bunga bangkai itu layu terlelalu cepat.
Rafli mengaku tiga kali melihat perkembangan bunga tersebut ke lokasi.
Saat dikunjungi kedua pada Kamis lalu, bunga bangkai tersebut tampak semakin mekar dan masih mengeluarkan bau busuk.
Pada kunjungan kedua, Rafli melindungi dengan cara memancang cabang kayu kecil di sekeliling bunga bangkai itu.
Bunga yang menebar bau busuk ditemukan Minggu (20/10/2019) sore lalu, di lereng Gunung Luboek Teumanggung, jarak sekitar 2 km dari bendungan Irigasi Teknis Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie.
Bunga langka itu ditemukan Rafli, warga Desa Kuta Tinggi, Blangpidie, bersama temannya, Azis, warga Desa Perumnas Babah Lhok.
• Peringati HSP Ke-91, Pemuda Aceh Besar Berkumpul di Jantho, Ini Rangkaian Acaranya
Saat itu dalam perjalanan pulang dari kebun kopi dari lokasi hulu aliran sungai Krueng Beukah, Minggu sore lalu.
Rafli, awalnya mencium bau busuk saat dalam perjalanan menuju kebun kopi melalui jalan kawasan Gunung Luboek Teumanggung, kawasan Desa Babah Lhueng.
Tapi, Rafli saat itu tidak tertarik mencari tahu karena mengira bau bangkai itu bersumber dari binatang yang mati.
Kedua warga tersebut terus melanjutkan perjalanan menuju kebun kopi di kawasan hulu sungai.
“Saat pulang dari kebun kopi, saya penasaran, kemudian mencoba mencari tahu sumber bau menyengat itu.
• Biaya Listrik Pemkab Aceh Singkil Sedot Anggaran Rp 4,6 Miliar Per Tahun

Setelah masuk sekitar 200 meter dari jalan ke arah semak atau sampai lokasi tebing dekat alur kecil, saya menemukan bunga yang menebar bau busuk tersebut,” kata Rafli.
Bunga tersebut sedang mekar, menurut pengakuan Rafli belum pernah dilihat selama ini.
• Terperosok dalam Lubang, Truk Mermuatan Aspal Terbalik di Nurussalam Aceh Timur
Sebelumnya, Kepala Seksi TNGL Wilayah I Blangpidie, Fitri dihubungi Serambinews.com mengaku belum melihat bunga bangkai itu ke lokasi.
Fitri yang baru bertugas di Blangpidie menjelaskan bunga bangkai tumbuh alami di tempat tertentu yang menjadi habitatnya.
Umur bunga langka bisa bertahan serlama sekitar satu bulan sejak tumbuh, kemudian menjadi layu.(*)