Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdady Dikabarkan Tewas Akibat Bom Bunuh Diri, Berikut Profilnya
Situs berita stasiun televisi CNN, Minggu (27/10/2019) mewartakan, Abu Bakar Al-Baghdady meledakkan bom rompi di tubuhnya saat digerebek.
Februari 2018, sejumlah pejabat tinggi AS menyebut Al Baghdady terluka menyusul serangan udara yang menyasar persembunyiannya di Suriah.
• Terungkap, Begini Cara Muncikari Jajakan PA Pada Pelanggan, Pakai Trik Khusus
Siapa Abu Bakr Al-Baghdadi?
Dikutip dari TribunMakassar.com yang mengutip dari wikipedia, Abu Bakr Al-Baghdadi memiliki nama asli Ibrahim bin Awwad bin Ibrahim bin Ali bin Muhammad al-Badri al-Samarrai.
Sebelumnya, ia juga dikenal sebagai Dr Ibrahim dan Abu Du'a alias Abu Bakr al-Baghdadi.
Dalam upaya untuk mengklaim dirinya sebagai keturunan Muhammad, baru-baru ini sebagai Abu Bakr Al-Baghdadi Al-Husseini Al-Qurashi dan sekarang mengklaim diri sebagai Amir al-Mu'minin Khalifah Ibrahim.
Ia telah mengklaim sebagai Khalifah-kepala negara dan teokratis mutlak raja-Negara Islam yang memproklamirkan diri terletak di Irak barat dan utara-timur Suriah.
Dia adalah pemimpin Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), atau yang umum diterjemahkan sebagai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Pada tanggal 4 Oktober 2011, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang mencatat al-Baghdadi sebagai Teroris Global Khusus yang Ditetapkan dan mengumumkan hadiah hingga US $ 10 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya atau kematian.
Hanya Ayman al-Zawahiri, kepala organisasi al-Qaeda global, yang mendapat hadiah lebih besar (US $ 25 juta) apabila bisa memberi informasi yang mengarah pada penangkapannya atau kematian.
Seiring waktu, telah ada sejumlah laporan kematian atau cedera dari Al-Baghdadi; Namun, tak satu pun telah diverifikasi.
• Kemenpan RB belum Beri Sinyal Penerimaan Formasi CPNS di Pidie, Guru di Pedalaman Masih Kurang
• Pernah Ramal Prabowo Jadi Menteri, Santri Itu Kini Keluar dari Pesantren, Nasibnya Memprihatinkan
Latar belakang
Abu Bakr Al-Baghdadi diyakini lahir di dekat Samarra, Irak, pada tahun 1971.
Menurut biografi yang diposting di forum jihad pada Juli 2013, ia meraih gelar master dan PhD dalam studi Islam dari Universitas Islam Baghdad (sejak berganti nama menjadi Universitas Irak) di pinggiran Adhamiya.
Laporan menunjukkan bahwa dia adalah seorang ulama di Masjid Hanbal Ahmad ibn Imam di Samarra pada sekitar waktu invasi pimpinan AS ke Irak tahun 2003.
Aktivitas militan