Berita Pidie
Ribuan Warga Pidie Gagal Terima Bantuan Program E-Warong, Begini Penjelasan Dinsos
Ribuan warga Pidie yang masuk sebagai Keluarga Penerima Mamfaat (KPM) gagal menerima bantuan pogram E-Warong dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Yusmadi
Laporan Muhammad Nazar | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Ribuan warga Pidie yang masuk sebagai Keluarga Penerima Mamfaat (KPM) gagal menerima bantuan pogram E-Warong dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI.
Sehingga ribuan KPM murni tidak bisa membuka rekening kolektif.
Rekening tersebut tidak bisa dibuka, lantaran data warga sebagai penerima KPM terjadi kesalahan pada NIK, warga telah pindah dan warga yang telah meninggal masih dicatat sebagai KPM.
Dinsos Pidie telah memperbaiki sebagian data yang salah tersebut. Untuk diketahui program E-Warong merupakan pergantian dari program beras sejahtera (rastra)
" Kemensos RI mengambil Data Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai data penerima E-Warong, dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015," kata Kepala Dinsos Pidie, Muslim, didampingi Kabid Penanganan Fakir Miskin, H Junidar SSos MM, kepada Serambinews.com, Senin (28/10/2013).
Ia menyebutkan, Pemkab akan memperbaiki data penerima bantuan E- Warong pada tahun 2020.
Sehingga warga yang telah pindah dan meninggal tidak dicatat lagi sebagai penerima bantuan progran E-Warong.
Ia menjelaskan, jumlah penerima bantuan progran E-Warong berjumlah 41.142 KPM.
Rincianya, KPM non PKH yang hanya menerima BPNT berjumlah 10.861 KPM. Sedangkan KPM sebagai penerima bantuan dua sekaligus, yakni PKH dan BPNT berjumlah 28.379 KPM.
Ia menambahkan, Kemenkes mengirimkan dana Rp 110 ribu per bulan per KPM. Uang itu dikiri melalui bank.
• Camat Sawang Turun ke Gampong - Gampong Lakukan Monitoring Dana Desa, Berikut Temuannya
• Sempat Diinterupsi karena Hasil Konsultasi belum Dibahas, Tatib DPRK Aceh Singkil Ditetapkan
• Pengisian Personel AKD DPRK Bireuen Rampung, Ini Para Pimpinannya
Kata Junidar, KPM mencairkan uang itu dengan membelanjakan kepada E-Warung yang telah ditentukan bank.
"Dua jenis barang dibelanjakan, yakni beras jenis premium dan telor satu lempeng," sebutnya.
Ia mengatakan, beras disalurkan Bulog Divre Sigli ke E-Warong dengan harga Rp 63.600 per sak ukuran enam kg.
Lalu, E-warung menjual kepada KPM Rp 70.000 per sak ukuran enam kilogram.
Sedangkan untuk telor dipasok distributor yang menjual ke E-Warong Rp 35.000 per lempeng. Kemudian E-Warong menjual ke KPM Rp 40.000 per lempeng.
"Harga telor disesuaikan dengan harga pasar. Dinsos Pidie hanya memfasilitasi saja. Sementara Petugas TKSK bertugas mendamping KPM ," ujarnya. (*)